Rusia Ganti Wagner Group dengan Prajurit Tiktok

Pasukan khusus Chechnya berusaha menampilkan tentaranya sebagai patriot Rusia

AP/Musa Sadulayev
Pemimpin regional Chechnya Ramzan Kadyrov berusaha menampilkan tentaranya sebagai patriot Rusia, yang dengan sukarela dan efektif menjalankan tugas tempur.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, GROZNY -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin (12/6/2023),  telah menandatangani kontrak dengan kelompok Akhmat dari pasukan khusus Chechnya.

Pemimpin pasukan khusus Chechnya, Ramzan Kadyrov dikenal berusaha menampilkan tentaranya sebagai patriot Rusia, yang dengan sukarela dan efektif menjalankan tugas tempur. Namun, mereka justru dicap kurang mampu melakukan tugas pertempuran nyata dan lebih rajin membuat dan mengunggah video "gaya Rambo".

Dalam laporan The Insider disebutkan tidak ada unit militer Rusia lainnya yang memiliki juru kamera sebanyak pasukan khusus yang dipimpin Ramzan Kadyrov. Juru kamera profesional masing-masing menangani dua kamera. Mereka merekam prestasi kemenangan The 141st Special Motorized Regiment atau dikenal sebagai Kadyrovites, setiap hari.  

Pasukan Kadyrov dibedakan oleh peralatan mahal, penampilan brutal, dan teriakan mencolok "Akhmat adalah kekuatan!". Bahkan ketika bertempur, setiap pasukan Kadyrovite yang disorot kamera ke arahnya wajib menyapa dan meyakinkannya bahwa dia menjalankan perintah pimpinan.

Karena narsisme dan hasrat mereka yang tak henti-hentinya untuk jejaring sosial, pasukan Kadyrov dijuluki "prajurit Tik-Tok".  Sebagian besar video menunjukkan pasukan Kadyrovites menembaki jendela gedung tinggi yang kosong, menembaki rel kereta api tanpa alasan, atau menyelamatkan warga sipil dari ruang bawah tanah.

Baca Juga


Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina. - (dw)



Pada kenyataannya, tentara bayaran Kadyrov hampir tidak diperlengkapi untuk operasi militer yang sebenarnya. Mereka tidak memiliki senjata berat, tidak ada artileri, tidak ada kekuatan udara. Mereka hanya bisa menyerbu wilayah yang telah direbut, dan meneror warga sipil.  

Karena sama sekali tidak siap untuk perang yang sebenarnya, mereka sendiri sering menderita kerugian besar. Misalnya, pada hari-hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, konvoi mereka diserang oleh drone Bayraktar, dan puluhan tentara bayaran Chechnya terbunuh.

Pihak Rusia juga sering menyuarakan skeptisisme tentang kesiapan tempur Kadyrovites. Komandan batalion Vostok dari Donetsk, Alexander Khodakovsky, mengatakan, pasukan Kadyrovites atau pasukan Akhmat hanya cocok untuk operasi lapis kedua dan ketiga, yaitu untuk membersihkan wilayah pendudukan dan memeriksa identitas.

Meski begitu, Kadyrov meyakinkan bahwa pasukannya memiliki profesionalitas tinggi.

“Komandan menjelaskan dirinya sendiri atas kata-katanya yang ceroboh tentang pejuang Chechnya yang berpartisipasi dalam operasi khusus di Ukraina.  Ternyata dia membuat asumsi berdasarkan informasi palsu. Tapi sekarang, setelah melihat pejuang kami dalam pertempuran, Alexander (Khodakovsky) secara pribadi yakin akan profesionalisme tinggi mereka,” tulis Kadyrov di saluran Telegramnya.

Menurut salah satu sumber The Insider, tentara resimen Kadyrov telah dijanjikan bayaran sebesar...

Menurut salah satu sumber The Insider, tentara resimen Kadyrov telah dijanjikan bayaran sebesar 600.000 rubel atau sekitar Rp 100 juta untuk partisipasi dalam operasi militer. Bayaran itu berasal dari Kementerian Pertahanan sebesar 300.000 (Rp50 juta) dan 300.000 (Rp50 juta) lainnya dari Ramzan Kadyrov.  

Angsuran pertama diberikan kepada para sukarelawan dalam bentuk tunai sebelum keberangkatan mereka, sehingga beberapa pria melakukan perjalanan ke zona pertempuran dengan membawa uang tersebut.  Uang ini juga digunakan untuk membeli peralatan tambahan.  

Menurut salah satu sumber, uang tersebut berasal langsung dari Yayasan Akhmat Kadyrov.  Menurut sumber lain yang dekat dengan dinas khusus, uang yayasan berasal dari pengusaha dan iuran wajib dari pegawai negeri.

Semua sumber mengkonfirmasi bahwa sukarelawan dikirim ke perang tanpa pengalaman militer, mereka bahkan tidak diharuskan untuk bertugas di ketentaraan.  Pelatihan memakan waktu seminggu, selama waktu itu para rekrutan diberi tahu secara umum cara menembakkan senapan otomatis dan memuat magasin. Mereka hanya diberi seragam, sementara peralatan pelindung diberikan di lapangan.

Sumber mengatakan, beberapa pejuang mengenakan baju besi yang diambil dari tentara musuh yang mati. Hal ini dikonfirmasi oleh pengamatan pejuang batalion Akhmat yang berfoto dengan perlengkapan jarahan.

Rata-rata, setiap unit terdiri dari 200 orang. Setelah pelatihan, pasukan Kadyrovites diterbangkan ke Rostov-on-Don. Kemudian mereka dibawa dengan bus ke zona pertempuran di Donbass, dan dikirim ke garis depan.

Setiap orang yang meninggalkan batalion dihukum dengan dibunuh. Untuk setiap orang Ukraina yang terbunuh atau ditawan, para pejuang Kadyrovites seharusnya menerima bonus, tetapi kenyataannya, menurut sumber, tidak ada yang menerima uang itu.  Hal yang sama berlaku untuk pembayaran terhadap tentara yang terluka akibat perang.

Mereka yang mengalami luka-luka dijanjikan akan diberikan kompensasi sebesar 3 juta rubel. Tetapi kompensasi itu tak kunjungi cair. Mereka yang terluka hanya dibalut perban dan dikirim kembali ke garda depan. Jika menolak, mereka diancam dengan hukuman.

Secara keseluruhan, menurut berbagai perkiraan, ada 18.000-20.000 tentara Kadyrov, tetapi hanya sebagian kecil dari mereka yang pergi ke Ukraina.  Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, 2.500 tentara bayaran yang direkrut dari Chechnya dikirim ke Ukraina antara Maret dan akhir Mei.  

Sementara itu, menurut The Insider, awalnya hanya warga negara Chechnya yang direkrut, kemudian penduduk dari semua wilayah Rusia diterima, dari Moskow hingga Kalmykia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler