Narasi Petugas Partai Membuat Independensi Ganjar Hanya Dipercaya 1,7 Persen
Tingkat independensi Ganjar jauh di bawah Prabowo Subianto sebesar 71,7 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menemukan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo hanya mendapatkan kepercayaan publik sebesar 1,7 persen terkait independensi. Dalam ketegori ini, publik responden ditanya tentang calon presiden yang memiliki kemampuan dalam bidang penegakan hukum, pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme, independensi, hingga hubungan internasional.
Hasilnya Prabowo Subianto mendapat kepercayaan publik paling tinggi. Yakni, mulai dari penegakan hukum 51,1 persen, pemberantasan korupsi 44 persen, independesi 71,7 persen.
"Indepensi ini menarik karena lawannya Ganjar Pranowo ini hanya 1,7 persen. Artinya, sebagian besar pemilih, entah itu PDIP atau termasuk yang milih Ganjar, mereka sebetulnya tidak yakin Ganjar ini independen," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat Rilis survei bertajuk "Peta Elektoral Koalisi Partai & Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024" di Hotel Tamarin Jakarta, Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Dedi mengatakan, perolehan kepercayaan publik Ganjar terhadap penegakan hukum juga rendah, yakni sebesar 11,2 persen dan 16,1 persen untuk pemberantasan korupsi. Dedi pun menilai, rendahnya kepercayaan publik di sektor ini disebabkan Ganjar yang selalu dihubung-hubungkan dengan petugas partai PDIP maupun penerus Presiden Joko Widodo.
"Hampir yang rendah pada Ganjar disebabkan situasi sekarang artinya berkaca yang berkuasa PDIP dan yang mimpin masih Presiden Jokowi besar kemungkinan publik menganggap bahwa jika Ganjar memimpin, yang menentukan itu kalau nggak PDIP dan Jokowi. Itulah kenapa Ganjar tidak begitu bagus," ujarnya.
Selanjutnya, posisi bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan masih lebih baik dibandingkan Ganjar, meskipun di bawah Prabowo. Anies memperoleh kepercayaan publik tinggi untuk kategori hubungan internasional sebesar 41,9 persen dan independensi di angka 26,3 persen serta penegakan hukum 31,6 persen, ditambah pemberantasan korupsi 36,8 persen.
"Anies punya potensi mengejar ketertinggalan dengan menggarap suara-suara yang belum menentukan pilihan. Kenapa? Karena yang sudah punya pilihan juga belum tentu yakin sampai hari pemungutan suara," ujarnya.
Dalam survei IPO, Prabowo Subianto kokoh berada di posisi teratas kandidat capres di semua skema pilihan mulai dari 40 nama, 20 nama, 10, lima hingga tiga nama. Di posisi kedua ada bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di posisi ketiga.
Dalam skema pilihan tiga nama tertutup Prabowo meraih 37,2 persen memimpin jauh di atas Anies Baswedan yang mendapat 31,5 persen. Sedangkan, Ganjar ada di urutan ketiga dengan 26,8 persen. "Di tiga nama tidak alami perubahan tetap Prabowo unggul 37,2 persen, Anies Baswedan 31,5 persen, dan Ganjar 26,8 persen," ujar Dedi.