Joe Biden: Proses Keanggotaan Ukraina di NATO tidak akan Dipermudah

Bulan depan, KTT NATO diagendakan digelar di Vilnius, Lithuania.

AP Photo/Susan Walsh
Presiden AS Joe Biden. Dalam pernyataan terbarunya, Biden menyebut Ukraina tidak akan dipermudah untuk masuk NATO.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Ukraina harus memenuhi standar yang sama jika hendak menjadi anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Meski saat ini tengah terlibat konflik dengan Rusia, Biden menyebut, AS tidak akan membuat pengaturan khusus dalam proses bergabungnya Kiev ke NATO.

"Mereka (Ukraina) harus memenuhi standar yang sama (untuk jadi anggota NATO). Jadi kami tidak akan membuatnya mudah," ujar Biden kepada awak media, Sabtu (17/6/2023).

Bulan depan, KTT NATO diagendakan digelar di Vilnius, Lithuania. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan, pada KTT nanti, para pemimpin negara anggota sudah merencanakan penyelenggaraan sesi pertama Dewan NATO-Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan turut berpartisipasi di dalamnya.

Menurut Stoltenberg, sesi tersebut akan memberi Ukraina kursi lebih setara untuk berkonsultasi dan memutuskan masalah keamanan. Kendati demikian, Stoltenberg menyebut, meski NATO akan mempererat hubungan politik dengan Ukraina, di KTT nanti, topik terkait potensi keanggotaan Kiev di aliansi tersebut tidak akan dibahas.

"Kami tidak akan membahas undangan (keanggotaan) di KTT Vilnius, tetapi bagaimana kami dapat mendekatkan Ukraina ke NATO. Saya yakin bahwa kami akan menemukan solusi dan konsensus yang baik," kata Stoltenberg pada Jumat (16/6/2023) lalu.

Pada April lalu, Zelenskyy mendesak NATO untuk segera merangkul negaranya sebagai anggota resmi blok tersebut. Hal itu disampaikan ketika Stoltenberg melakukan kunjungan perdana ke Kiev sejak dimulainya konflik dengan Rusia pada Februari 2021 lalu.

Zelensky mengatakan, KTT NATO yang diagendakan digelar di Lithuania pada Juli mendatang bisa menjadi momen bersejarah jika Ukraina menerima undangan resmi untuk bergabung dengan aliansi tersebut. "Sudah waktunya untuk mengambil keputusan yang tepat," ujarnya dalam konferensi pers bersama Stoltenberg, 20 April 2023 lalu.

Baca Juga


Berbeda dengan pernyataan terbarunya, dalam konferensi pers di Kiev, Stoltenberg memastikan bahwa isu keanggotaan Ukraina akan menjadi agenda utama dalam pembahasan KTT NATO pada Juli mendatang. "NATO akan mendukung Anda hari ini, besok, dan selama yang dibutuhkan," ujarnya.

Pada 30 September 2022, Zelenskyy secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan Ukraina kepada NATO. Langkah itu diambil hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Zelensky mendesak NATO memberikan keanggotaan "jalur cepat" kepada negaranya. Karena masih dalam keadaan berperang, NATO tidak mungkin menerima masuknya Ukraina. Terdapat Pasal 5 NATO yang mengatur bahwa jika salah satu anggotanya diserang, maka serangan tersebut harus dipandang sebagai agresi ke semua anggota.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler