Menlu AS tak Dukung Kemerdekaan Taiwan

AS mengharapkan resolusi damai untuk perselisihan di Selat Taiwan.

Leah Millis/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang (kanan) di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, China, Ahad (18/6/2023).
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan negaranya tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Hal itu disampaikan setelah dia melakukan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing, Senin (19/6/2023).

Baca Juga


“Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Kami tetap menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo (Selat Taiwan) oleh kedua belah pihak,” kata Blinken dalam konferensi pers seusai bertemu Xi Jinping, dikutip laman Fox News.

Dia mengungkapkan, AS mengharapkan resolusi damai untuk perselisihan di Selat Taiwan. Kendati tak mendukung kemerdekaan Taiwan, Blinken menekankan, AS akan tetap membantu Taipei untuk memiliki kemampuan pertahanan diri. Sebab hal itu telah dimandatkan dalam undang-undang (UU) AS.

“Kami tetap berkomitmen untuk melanjutkan tanggung jawab kami di bawah Taiwan Relations Act (UU Hubungan Taiwan), termasuk memastikan Taiwan memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri," ujar Blinken.

Pada saat bersamaan, AS dan beberapa negara lainnya, kata Blinken, tetap memiliki keprihatinan mendalam atas sejumlah tindakan provokatif yang diambil Cina sejak 2016.

“Alasan mengapa hal ini menjadi perhatian banyak negara, bukan hanya AS, adalah karena akan terjadi krisis atas Taiwan, kemungkinan besar hal itu dapat menghasilkan krisis ekonomi yang dapat mempengaruhi secara harfiah seluruh dunia,” ucapnya.

Isu Taiwan mewakili risiko paling menonjol dalam...

 

"50 persen lalu lintas peti kemas komersial melewati Selat Taiwan setiap hari. 70 persen semikonduktor diproduksi di Taiwan. Jika sebagai akibat dari krisis yang dilakukan offline, itu akan memiliki konsekuensi dramatis bagi hampir setiap negara di seluruh dunia,” tambah Blinken.

Sebelum bertemu Xi Jinping, Blinken sudah terlebih dulu melakukan pertemuan dengan Menlu Cina Qin Gang. Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan Qin dan Blinken adalah terkait Taiwan.

Qin menekankan, isu Taiwan mewakili risiko paling menonjol dalam hubungan Cina-AS. “Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan inti Cina, masalah terpenting dalam hubungan Cina-AS dan risiko yang paling menonjol,” kata Qin dikutip keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina, Ahad (18/6/2023).

Cina diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina.

Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan karena mengakui prinsip satu-Cina. Namun dalam ketegangan di Selat Taiwan, Washington berpihak dan mendukung Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu isu yang membuat hubungan AS dan Cina dibekap ketegangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler