Kenapa Virus Rabies Berbahaya dan tidak Bisa Disembuhkan?

Virus Rabies Berbahaya dan Tidak Bisa Disembuhkan

retizen /Ruang Dakwah Medis Indonesia
.
Rep: Ruang Dakwah Medis Indonesia Red: Retizen

Solo – Negara Indonesia harus kembali menghadapi wabah virus Rabies yang kembali meraja rela di Indonesia. Setelah Pulau bali menjadi urutan pertama angka kasus Rabies, kemudian diikuti dengan pula Nusa Tenggara menduduki kasus Rabies tertinggi nomor dua. Tentunya hal ini harus segera ditindaklanjuti pemerintah supaya virus Rabies tidak menjalar ke seluruh Indonesia.


Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji beberapa kali melakukan penelitian rabies/Foto : Dokpri

Virus Rabies sendiri merupakan salah satu virus yang mayoritas penelitian dikarenakan gigitan oleh anjing. Sedangkan untuk pengobatannya hingga saat ini belum ditemukan meskipun banyak penelitian sudah dilakukan. Yang bisa ditemukan hingga saat ini adalah cara pencegahan supaya tidak tertular virus Rabies.

Virus Rabies sendiri sangat berbahaya dan presentase untuk sembuh sangat sedikit apabila sudah terjangkit virus ini. Bahkan apabila manusia ketika sudah terjangkit virus Rabies dan sudah masuk dalam tahap fase takut air atau Hidrofobia maka kemungkinan untuk hidup sangat tipis dan mayoritas pasien akan mengalami kematian.

Gejala hidrofobia pada Rabies merupakan gejala rasa sakit atau nyeriyang luar biasa yang dirasakan oleh oleh manusia ketika menelan cairan, air ataupun menelan air liur sendiri. Hal ini tentunya akan membuat pasien dehidrasi karena kekurangan cairan. Selain itu virus Rabies juga menyerang saraf manusia sehingga pada pasien yang mengalami rabies maka akan terjadi kejang berulang.

Kenapa orang yang sudah terjangkit virus pasien tidak bisa sembuh? Dikarenakan pada otak terdapat pembatas yang mengahalngi antara pembuluh darah dan otak yang disebut dengan sawar darah otak. Sawar Darah Otak (SDO) merupakan membran pemisahan sirkulasi darah dari cairan ekstraselular otak (BECF) dalam sistem saraf pusat (SSP). Sawar Darah Otak merupakan penghalang fisik antara pembuluh darah lokal dan sebagian besar dari sistem saraf pusat itu sendiri, dan tempat berhentinya zat yang melewati bagian atas otak.

Jadi apabila seseorang sudah terjangkit virus rabies, maka terapi pengobatan pembuluh darah tidak akan bisa menjangkau ke dalam otak manusia. Maka dari itu hal yang paling tepat adalah menjauhi virus rabies tersebut yaitu apabila diduga ada anjing yang terjangkit virus rabies maka menjauhi. Selain itu pemberian vaksin rabies juga efektif untuk menyelamatkan angka kematian akibat virus rabies ini.

Dosen Spesialis Medikal bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa terdapat ciri – ciri yang harus diketahui Anjing yang terkonfirmasi positif virus Rabies. Tanda gejala tersebut antara lain : Lesu, Demam, Muntah, Anjing lebih agresif dalam menggigit sesuatu yang didepannya, air liur berlebih, susah berjalan dan sesnsitif terhadap cahaya dan suara. *Red

sumber : https://retizen.id/posts/224034/kenapa-virus-rabies-berbahaya-dan-tidak-bisa-disembuhkan
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler