Perlu Pasokan Ekstra, Ukraina Lobi Produsen Senjata Gandakan Produksi
Di masa depan, Ukraina ingin industri pertahanan yang kuat.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Ukraina melakukan negosiasi dengan produsen senjata untuk menggandakan tingkat produksi mereka termasuk drone. Negara ini juga mengindikasikan akan meneken kontrak dengan mereka dalam beberapa bulan ke depan.
Sejak invasi Rusia pada Februari tahun lalu, Ukraina bersusah payah mengamankan pasokan senjata dari amunisi, peluncur roket, hingga rudal. Ukraina juga mendapat dukungan pasokan dari AS, Jerman, dan Inggris.
Wakil Menteri Industri Strategis Ukraina, Sergiy Boyev mengatakan, pihaknya melakukan pembicaraan dengan produsen senjata dari Jerman, Italia, Prancis, dan Eropa Timur mengenai kemungkinan mereka melakukan produksi di Ukraina.
‘’Kami berdiskusi secara detail dengan mereka. Kami pastikan akan ada kesekapatan kontrak dalam beberapa bulan mendatang,’’ kata Boyev di sela Paris Airshow, Senin (19/6/2023).
Mei lalu, Presiden Volodomyr Zelenskyy menyatakan ada kerja sama dengan perusahaan pertahanan asal Inggris, BAE Systems untuk membuat basis produksi dan pemeliharaan senjata di Ukraina dari tank hingga artileri. Namun, belum terjadi kesepakatan.
Dengan mendorong perusahaan-perusahaan pertahanan luar negeri memproduksi senjata di Ukraina, Kiev diuntungkan karena berpotensi secara efisien mengembangkan indutsri senjatanya sendiri. Selain memenuhi kebutuhan senjata, juga membuka lapangan kerja.
‘’Untuk menahan agresi di masa depan, dibutuhkan industri pertahanan yang kuat di Ukraina, angkatan bersenjata yang kuat,’’ ujar Boyev. Makanya, jelas dia, pemerintahnya mendorong mereka berproduksi di Ukraina.
Di arena pameran dirgantara....
Tambahan drone
Di arena pameran dirgantara terbesar di Prancis, Paris Airshow, Boyev juga melobi terkait suplai drone. Baik dengan perusahaan pertahanan internasional yang besar hingga pemasok kecil. ‘’Sejumlah perusahaan mengatakan tertarik datang dan memproduksi drone di Ukraina.’’
Perusahaan pertahanan Turki, Baykar tahun lalu menyatakan masih merencanakan penuntasan konstruksi pabrik di Ukraina dalam kurun dua tahun. Mereka sebelumnya mengumumkan rencana pembangunan pabrik itu sebelum terjadi invasi Rusia.
Dalam perang di Ukraina, drone secara intens digunakan oleh kedua pihak, Ukraina dan Rusia. Turki, Norwegia, dan AS di antara negara yang selama ini memasok drone ke Ukraiana. Namun setelah perang kian intens, mereka butuh lebih banyak drone.
Sosok senior di industry pertahanan Eropa mengungapkan, aturan dan standar pengujian drone Eropa berpotensi menyulitkan perusahaan sepakat memproduksi dan menguji drone di Ukraina. Namun, Boyev berharap ada perusahaan yang akhirnya tertarik.