Gelar Lomba Gerak Jalan dan PBB, Cara Polres Semarang Tekan Kenakalan Remaja
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 22 regu peserta.
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Remaja usia SMP dan SMA harus diberikan berbagai kegiatan yang positif. Hal ini dianggap penting agar para remaja tidak "terjerumus" pada berbagai aktivitas yang cenderung membuat masyarakat lain merasa tidak nyaman, apalagi resah.
Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan agar anak-anak usia SMP dan SMA sederajat mendapatkan banyak manfaat, baik secara spiritual, mental, maupun dalam menanamkan nilai kedisiplinan.
Inilah yang menginspirasi jajaran Polres Semarang menggelar lomba Gerak Jalan dan Peraturan Baris Berbaris (PBB) tingkat SMP dan SMA Sederajat, dalam rangkaian HUT Bhayangkara ke-77 tingkat Polres Semarang, Selasa (20/6/2023).
Kegiatan diikuti 22 regu peserta, yang terdiri dari 12 regu gerak jalan dan PBB SMP dan 10 regu gerak jalan dan PBB SMA/SMK yang ada di Kabupaten Semarang. Kegiatan ini disaksikan langsung oleh jajaran forkopimda setempat.
Kapolres Semarang, AKBP Achnmad Oka Mahendra mengatakan, Lomba Gerak jalan dan PBB untuk kategori siswa SMP dan SMA/SMK ini dilaksanakan dalam rangkaian HUT Bhayangkara ke-77.
“Tujuannya untuk mengajak anak-anak remaja (usia SMP dan SMA sederajat) mempunyai semangat, berkompetisi, dan berkegiatan yang positif serta berprestasi,” jelasnya di Ungaran.
Menurut kapolres, kegiatan ini juga merupakan bentuk perwujudan kedekatan Polri dengan masyarakat. Karena di sela kegiatan ini juga dilakukan pawai kendaraan operasional di jajaran Polres Semarang.
“Dengan kegiatan ini para remaja khususnya usia SMP dan SMA turut berpartisipasi dalam HUT Bhayangkara yang dapat menghindarkan mereka dari berbagai aktivitas yang cenderung negatif,” tegas dia.
Salah seorang warga Ungaran, Indah (41) yang dikonfirmasi menilai kegiatan Lomba Gerak Jalan dan PBB ini sangat positif dalam membina mental anak remaja dan mengarahkan mereka pada kegiatan yang lebih positif.
Menurutnya, problem yang dihadapi anak-anak remaja sekarang adalah terjebak pada berbagai aktivitas yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga masyarakat umum lainnya.
Hal ini bisa terjadi mungkin karena lemahnya pengawasan dari orang tua, anak-anak remaja cenderung salah dalam memilih teman bergaul dalam lingkungannya.
Sehingga, banyak anak yang kemudian terjebak pada aksi kekerasan maupun aktivitas yang justru mengganggu ketertiban umum. “Kebut-kebutan atau aksi balap liar, mengonsumsi minuman keras, melakukan aksi kekerasan, dan sebagainya,” jelas Indah.
Lomba ini, tidak hanya melatih kekompakan, namun kedisiplinan dan melatih fisik dan mental positif anak- anak remaja. “Mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi juga menunjukkan bagaimana membangun semangat bersama dan melatih kerja sama dalam regu,” ungkapnya.
Sementara itu, para regu peserta mengawali lomba ini dari kawasan makam Jenderal Gatot Soebroto kemudian melalui rute Jalan MT Haryono hingga Jalan Ahmad Yani Ungaran dan berakhir di depan Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang.
Di depan panggung kehormatan jajaran Forkopimda, para peserta mempertunjukkan beragam formasi baris berbaris dngan keserasian, kekompakan, sambil meneriakkan yel-yel pembakar semangat, sebelum dinilai oleh dewan juri.