Mengenal Kesenian Rampak Bedug, Ikon Budaya Banten
Rampak Bedug disebut sebagai ikom budaya Banten
BOYANESIA -- Salam toghellen (Saudara)....Rampak Bedug adalah sebuah tradisi budaya yang berasal dari Provinsi Banten di Indonesia. Bedug adalah sejenis alat musik tradisional yang mirip dengan gendang. Rampak Bedug mengacu pada pertunjukan musik dan tarian yang melibatkan sejumlah bedug yang dimainkan secara bersama-sama.
Rampak Bedug biasanya dilakukan dalam berbagai acara penting, seperti perayaan hari besar Islam, pernikahan, atau acara adat tradisional. Pertunjukan ini merupakan bagian dari budaya masyarakat Banten dan memiliki makna religius serta kesenian.
Dalam pertunjukan Rampak Bedug, sekelompok pemain bedug berbaris rapi di belakang bedug. Mereka memainkan alat musik ini dengan menggunakan stik yang menghasilkan bunyi yang khas dan bergema. Ritme dan ketukan bedug menciptakan musik yang menggugah semangat dan memberikan nuansa khas acara tersebut.
Selain pemain bedug, dalam Rampak Bedug juga sering melibatkan penari atau kelompok tari yang menari dengan gerakan-gerakan yang indah dan berirama sesuai dengan bunyi bedug. Ini menambah keindahan dan keunikan pertunjukan ini.
Rampak Bedug Banten adalah warisan budaya yang penting bagi masyarakat Banten. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga memperkuat identitas dan kebersamaan dalam masyarakat.
Untuk melestarikan seni budaya Islami ini, Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Festival Rampak Beduk dan Salawat 2023 di Plaza Aspirasi, Kota Serang, Banten, Selasa (20/6/2023) malam.
Festival Rampak Beduk dan Salawat ini dibuka secara resmi oleh Direktur Penais Ditjen Bimas Islam Kemenag, Ahmad Zayadi. Pembukaan ditandai dengan pemukulan beduk bersama para tokoh yang hadir, seperti Ketua MUI Provinsi Banten KH Tb Hamdi Ma'ani dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Al-Hamidi.
Dalam sambutannya, Ahmad Zayadi menjelaskan bahwa festival ini digelar di Banten karena Rampak Bedug merupakan ikon budaya dari Banten. "Kenapa di Banten? karena ketika kita bicara Rampak Bedug maka itu adalah identitasnya Banten. Itu adalah budaya ikon Banten dan kita tahu persis Banten hari ini adalah penyangga ibu kota negara," ujar Zayadi.
Dia mengatakan, perlombaan ini merupakan salah satu upaya Kemenag untuk merawat dan mengembangkan tradisi adi luhung yang dimiliki bangsa ini. Namun, menurut dia, pihaknya tidak hanya berpekepentingan untuk melestarikan dan merawat, tapi juga untuk mempopulerkan seni dan budaya Rampak Bedug.
"Kita tidak hanya berkepentingan melestarikan dan merawat tapi juga insyaallah kita mempopulerkan. Maka insyaallah ke depan di setiap ada kegiatan nasional atau internasional kita bisa menampikan Rampak Bedug ini," ucap Zayadi.
"Ini bagian dari komitmen kita memberikan penghargaan atas nilai-nilai tradisi dan budaya yang dimiliki bangsa ini," katanya.
Sekadar informasi, festival ini diikuti oleh 16 peserta yang dibagi dalam dua kategori, yaitu kategori Salawat dan kategori Rampak Beduk. Para pemenang nantinya akan diberikan dana pembinaan. Untuk juara satu akan diberikan hadiah sebesar Rp 25 juta, juara dua sebesar Rp 20 juta, dan juara tiga sebesar Rp 15 juta.
Selain itu, peserta yang meraih juara harapan satu juga akan diberikan dana pembinaan sebesar Rp 10 juta, harapan kedua Rp 7 juta, dan harapan ketiga mendapatkan hadiah Rp 5 juta. Sedangkan juara favorit akan diberikan hadiah sebesar Rp 3 juta.