BRI Bekasi Dorong Kebiasaan Baru Transaksi Nontunai

BRI Bekasi berupaya merangkul pemilik usaha menggunakan QRIS.

ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Pembeli membayar menggunakan QRIS. BRI Bekasi merangkul nasabah yang memiliki kegiatan usaha untuk memasang QRIS.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pgs Pemimpin Kantor Cabang BRI Bekasi Juanda Hendra Satya Darma mengatakan, mengubah kebiasan masyarakat meninggalkan transaksi tunai memang tidak mudah. Namun, tindakan itu perlu didorong dalam upaya melaksanakan program pemerintah dan anjuran dari Bank Indonesia.

Baca Juga


Literasi cashless merupakan upaya yang dilakukan tanpa henti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk agar masyarakat mulai beralih bertransaksi nontunai. Upaya itu juga merupakan fokus yang saat ini diterapkan oleh BRI Bekasi Juanda.

"Dengan cashless society tersebut, harapan kita, nasabah-nasabah itu bisa bertransaksi menggunakan nontunai," ujar Hendra.

Untuk mendorong kebiasaan itu, Hendra mengaku, kantor yang dipimpinnya itu mencoba merangkul nasabah yang memiliki kegiatan usaha untuk memasang QRIS. Sedangkan untuk nasabah umum biasanya direkomendasikan untuk menggunakan aplikasi BRImo.

Cara lain yang digunakan adalah melangsungkan bazar dalam momen tertentu, seperti saat acara Panen Hadiah Simpedes. Dalam kesempatan ini, pengunjung yang hadir, baik pengisi acara atau tamu undangan, disarankan melakukan transaksi nontunai.

Pengisi acara tersebut merupakan pelaku usaha yang memiliki QRIS atau memang yang ingin menggunakannya. Sedangkan tamu undangan diminta melakukan pembayaran dengan memanfaatkan fitur BRImo, seperti transfer atau melakukan scan QRIS.

"Agar mereka bisa merasakan pengalaman menggunakan QRIS, pengalaman kan guru terbaik," ujar Hendra.

Menurut Hendra, pelaksanaan kegiatan itu memberikan pengalam nyata langsung pada nasabah. Mereka melakukan uji coba dan bisa merasakan manfaat dan kemudahan dari melakukan transaksi nontunai.

Salah satu yang mencoba menerapkan QRIS dalam bazar yang diselenggarakan BRI Bekasi Juanda adalah pedagang Otak-Otak Calista bernama Salim. Dia mengaku, saat berjualan sehari-hari jarang sekali menggunakan metode non-tunai.

Tapi, saat mengikuti bazar tersebut, Salim mencoba untuk menerapkan metode pembayaran dengan QRIS. Setelah menerima transaksi non-tunai itu beberapa saat, dia merasa cukup repot.

"Saya belum punya BRImo sih, jadi harus cek satu per satu begini," ujar pria yang biasa berdagang di sekitar kantor BRI Bekasi Kota.

Saat pembeli membayar menggunakan QRIS, Salim perlu memfoto bukti transaksi dan tidak bisa mengecek langsung. Namun dia tetap berusaha untuk mencoba kebiasaan baru dalam menerima pembayaran dari pembeli.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler