Aramco Ingin Jadi Pemasok Utama Migas dan Bahan Kimia
Hal itu untuk seimbangkan keamanan energi dan keterjangkauan dengan kelestarian.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin H Nasser meningkatkan komitmennya untuk memenuhi permintaan Asia akan energi dan bahan kimia.
Dia menyerukan negara-negara Asia untuk mengambil peran yang lebih menonjol dalam membentuk transisi energi global yang inklusif. Aramco menggandakan permintaan energi Asia yang terus meningkat, bahan kimia, bahan canggih, pelumas, dan energi karbon baru yang lebih rendah, didukung oleh teknologi pengubah permainan.
"Kami menggandakan kebutuhan ini dengan menjadi 'sumber satu atap' Asia yang juga bertujuan untuk menyeimbangkan keamanan energi dan keterjangkauan dengan kelestarian lingkungan," kata Nasser berkata selama pidato utama di konferensi Energy Asia hari ini di Kuala Lumpur, Malaysia, dilansir Zawya, Senin (26/6/2023).
Mengenai kesempatan bagi Asia untuk lebih vokal tentang transisi energi, Nasser berkata, ketika menyangkut transisi energi, ia tidak percaya bahwa kepentingan wilayah yang dinamis ini cukup tecermin dalam narasi transisi energi yang populer dan kebijakan transisi saat ini. Kebijakan transisi yang ada dengan tepat berupaya untuk mengatasi kelestarian lingkungan.
Namun, masalah yang sama kritisnya tentang keamanan dan keterjangkauan energi kurang ditekankan. "Saya melihat ini sebagai peluang besar Asia untuk berbicara lebih lantang dan lebih jelas tentang prioritas transisinya yang unik. Transisi Asia suaranya harus sesuai dengan suara ekonominya," ujar Nasser.
Tahun lalu, Aramco, salah satu perusahaan terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mendirikan sustainability fund senilai 1,5 miliar dolar AS, melalui Aramco Ventures. Unit usaha Aramco itu akan berinvestasi dalam teknologi yang akan mengatasi tantangan dalam menyeimbangkan keamanan energi dan keberlanjutan. Perusahaan telah mengumumkan rencana untuk salah satu pusat CCS (penangkapan dan penyimpanan karbon) terbesar di dunia.
Aramco bermitra dengan SABIC Agri-Nutrients mengirimkan 25.000 metrik ton amonia biru terakreditasi komersial pertama di dunia ke Korea Selatan pada 2022. Perusahaan berusaha untuk mengubah hingga empat juta barel minyak menjadi bahan kimia per hari pada 2030.