Bagaimana Nasib Santri Al Zaytun? Ini Jawaban Panji Gumilang
Panji Gumilang mengatakan para santri Al Zaytun tidak terpengaruh polemik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa bulan terakhir Ma'had Al Zaytun menjadi sorotan publik. Hal itu karena dipicu berbagai persoalan mulai dari keterkaitan dengan NII KW 9, praktik ibadah hingga pernyataan pimpinan Al Zaytun yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama dan kebangsaan.
Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang pun tengah menghadapi pemeriksaan atas sejumlah kasus hukum yang dituduhkan padanya. Lalu, bagaimana nasib Al Zaytun bila pemerintah membekukan lembaga tersebut sementara waktu? Bagaimana kondisi belajar mengajar di Al Zaytun di tengah berbagai polemik yang terjadi?
Republika.co.id menghubungi beberapa pengurus Al Zaytun di antaranya Alfi Satria selaku pengelola aplikasi pendaftaran Al Zaytun dan juga Alwi sebagai bagian informasi Al Zaytun, namun keduanya tidak berkenan memberikan penjelasan atas beberapa pertanyaan yang ditanyakan.
Alwi hanya mengatakan terkait pendaftaran santri Al Zaytun tahun ini serta kondisi belajar-mengajar di Al Zaytun telah diterangkan oleh pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang di beberapa stasiun televisi dan kanal YouTube. Namun, Alwi tak memberikan tanggapan terkait langkah Al Zaytun bila pemerintah membekukan sementara kegiatan belajar mengajar di Al Zaytun.
"Maaf sedang sibuk. Jika pertanyaan tersebut, sudah dijawab oleh pimpinan kami saat wawancara dengan wartawan," kata Alwi kepada Republika.co.id dalam pesan singkat pada Selasa (4/7/2023).
Namun demikian, pimpinan Ma'had Al Zaytun memberikan keterangan tentang kondisi para santri Ma'had Al Zaytun terbaru dalam program tanya jawab di kanal YouTube Cokro TV yang ditayangkan Senin (3/7/2023). Panji Gumilang mengatakan para santri Al Zaytun tidak terpengaruh dengan berbagai polemik yang terjadi.
Ini tentram setentram-tentramnya...
"Disini running semua, tidak ada yang terpengaruh nanti, biasa nggak ada terpengaruh, nggak ada kegoncangan apapun. Mengendalikan lebih dari 7.500 orang yang tinggal di sini itu bukan suatu yang gampang tapi juga bukan suatu yang susah kalau kita konsisten jadi aman ngga ada," kata Panji Gumilang.
"Ini tentram setentram-tentramnya, penerimaan murid baru tenang dan berjalan. Disini kan ditargetkan 750 per tahun itu yang masuk murid baru, terpenuhi bahkan dari panitia lebih dari 750," katanya.
Sebelum dalam program Kick Andy Double Check yang ditayangkan di salah satu televisi swasta, Panji Gumilang memaparkan banyaknya orang yang mempersoalkan Al Zaytun tidak membuat masyarakat mengurungkan diri menyekolahkan anaknya di Al Zaytun. Justru, menurut Panji Gumilang jumlah santri baru mengalami peningkatan di tengah berbagai masalah yang dihadapi Al Zaytun. Pada pendaftaran santri baru tahun ini, Ponpes Al Zaytun dapat menerima 1.030 santri baru.
"Biasanya setahun kami targetkan 750 santri yang baru, kemudian sekarang begitu ramai, naik. Kami juga heran kenapa kok naik? Ya karena yang tadinya nggak tahu, sekarang tahu, datang saya. Dari 750 menjadi 1.030, naik apa tidak itu," kata Panji.
Lebih lanjut, para santri baru itu dikenakan biaya masuk sebesar 3.500 dolar AS untuk selama setahun. Dana itu, menurut Panji Gumilang, digunakan untuk usaha mengembangkan sektor ekonomi Al Zaytun.