Jangan Ngemil Setelah Jam Enam Sore, Ini Dampaknya Menurut Ahli Gizi

Banyak orang ngemil mendekati waktu tidur.

wikimedia
Makanan ringan (Ilustrasi). Mengemil setelah jam enam sore atau sangat larut setelah jam sembilan malam bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Waktu makan besar bagi setiap orang bisa bervariasi sesuai kebutuhan, dan tidak ada waktu makan yang salah. Namun, berbeda halnya dengan mengemil makanan rendah nutrisi. Menurut pakar gizi, ada waktu terburuk untuk menyantapnya.

Ahli gizi Sarah Berry mengutip sebuah penelitian yang mengungkap bahwa ngemil setelah jam enam sore atau sangat larut setelah jam sembilan malam, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Ada banyak uji coba kontrol acak lainnya yang mendukung hasil itu.

Padahal, Berry mendapati banyak orang makan camilan mendekati waktu tidur. Selain itu, menyantap kudapan sudah jadi semacam kebiasaan yang mendarah-daging, biasa dilakukan sambil belajar, bekerja, berinteraksi dengan kawan, dan menonton TV.

"Jika kebiasaan itu tak bisa dihilanglan, langkah terbaik selanjutnya adalah memilih camilan yang lebih sehat," ujar Berry, dikutip dari laman Metro, Kamis (6/7/2023).

Berry menyarankan memilih camilan cokelat hitam yang punya banyak manfaat untuk kesehatan. Opsi lain termasuk kacang-kacangan, buah, yogurt yunani, serta sayuran yang dicocol dengan saus. Tetap saja, Berry kurang menyarankan ngemil di malam hari.

Baca Juga


Berry menjelaskan, makan kudapan di malam hari bisa menjadi tanda 'sindrom makan malam', yang bisa menyebabkan insomnia dan penambahan berat badan. Selain itu, kebiasaan tersebut jika dilakukan terus-menerus bisa berdampak negatif pada kesehatan mental.

Memilih waktu makan yang tepat juga bisa berimbas pada keberhasilan upaya penurunan berat badan. Berdasarkan hasil sebuah studi tahun 2013, orang yang kelebihan berat badan yang makan lebih awal berhasil menurunkan sekitar 12 persen dari berat badan mereka.

Sementara, orang yang makan terlambat hanya berhasil menurunkan bobot sebanyak delapan persen. Hasil itu didapat setelah kedua kelompok dalam studi menerapkan pola makan dan olahraga serupa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler