Kisah Muslimah Pemberani Shafiah Mengadang Seorang Yahudi
Segera dia ikat bajunya, lalu diambilnya sebongkah kayu besar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelembutan yang biasanya dicitrakan kepada wanita bukan berarti dia tidak dapat bersikap tegas dan kuat. Apalagi jika masalahnya menyangkut kehormatan yang harus dijaga, maka seorang wanita muslimah harus berani mengambil tindakan setelah bertawakkal kepada Allah Ta'ala.
Dikutip dari Kisah Wanita-Wanita Teladan oleh Abdullah Haidir, suatu malam, saat peristiwa perang Ahzab, situasi tampak sangat mencekam di tempat penampungan kaum wanita muslimah dan anak-anak di Madinah. Mereka dikumpulkan pada sebuah tempat perlindungan., sedangkan suami dan bapak-bapak mereka sedang berada di perbatasan Madinah.
Kaum pria menjaga serbuan ratusan ribu pasukan sekutu (Ahzab) yang terhalang oleh parit yang digali kaum muslimin. Tiba-tiba, dari kejauhan tampak seorang laki-laki jalan mengendap-endap di kegelapan malam.
Ternyata dia adalah orang yang diutus oleh kaum Yahudi Bani Quraizah untuk mengetahui apakah di tempat perlindungan kaum muslimah tersebut dijaga ketat atau tidak. Mereka ingin mengambil kesempatan itu untuk menodai kehormatan kaum muslimin, meskipun pada dasarnya mereka memiliki kesepakatan damai dengan Rasulullah SAW.
Kedatangan orang tersebut diketahui oleh Shafiah binti Abdul-Muththahib, bibi Rasulullah. Dia sangat gelisah dan melihat gelagat yang tidak baik, sebab berdasarkan pengalaman, tindakan orang Yahudi tidak pernah dapat dipercaya.
Shafiah tidak tinggal diam, diusirnya rasa takut dari dirinya. Dia yakin, jika si Yahudi laknat tersebut dibiarkan berbuat sesukanya, maka bencana besar akan menimpa para wanita muslimah karena pasukan kaum muslimin sedang sibuk di perbatasan kota Madinah.
Segera dia ikat bajunya, lalu diambilnya sebongkah kayu besar. Lalu dia turun dari tempat perlindungannya untuk mengadang si Yahudi yang sengaja menyelinap masuk ke tempat tersebut.
Maka tepat ketika dia mendapatkan orang tersebut, “Bug!" Ayunan keras sebongkah kayu mendarat tepat di kepalanya tanpa ampun, Yahudi itupun tersungkur tak berdaya.
Tanpa berkata sepatahpun, Shafiah kembali ke atas setelah berhasil menunaikan misinya. Karuan saja teman-teman si Yahudi tersebut kaget bukan kepalang. Merekapun berkesimpulan kaum muslimah dijaga ketat oleh pasukan kaum muslimin yang sangat kuat dan akhirnya mereka mengurungkan rencana makar.
Pengkhianatan Yahudi Bani Quraizah pada perang Ahzab, akhirnya memicu serbuan kaum Muslimin terhadap suku Yahudi tersebut setelah perang Ahzab selesai dan menyebabkan mereka terusir dari kota Madinah.