Erdogan Ajukan Syarat Keanggotaan Uni Eropa untuk Turki Jika Swedia Ingin Gabung NATO

Turki telah menunggu untuk bisa menjadi anggota Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun.

EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Uni Eropa menghidupkan kembali tawaran keanggotaan Turki yang terhenti.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Uni Eropa menghidupkan kembali tawaran keanggotaan Turki yang terhenti. Permintaan ini sebagai syarat bagi ratifikasi Turki terhadap Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga


Pengumuman mengejutkan oleh Erdogan sebelum berangkat ke KTT NATO di ibu kota Lithuania menambah ketidakpastian baru pada upaya Swedia untuk menjadi anggota ke-32 aliansi NATO. Ini adalah pertama kalinya Erdogan mengaitkan ambisi negaranya untuk bergabung dengan Uni Eropa, dengan upaya Swedia untuk menjadi anggota NATO.

“Turki telah menunggu di depan pintu Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun, dan hampir semua negara anggota NATO kini menjadi anggota Uni Eropa,” kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul, dilaporkan Aljazirah, Senin (10/7/2023).

“Saya membuat panggilan ini ke negara-negara yang telah membuat Turki menunggu di gerbang Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun. Datang dan buka jalan bagi keanggotaan Turki di Uni Eropa.  Saat Anda membuka jalan untuk Turki, kami akan membuka jalan untuk Swedia seperti yang kami lakukan untuk Finlandia," ujar Erdogan.

Erdogan telah setuju mendukung upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO setelah setahun memblokir langkah tersebut. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin mengumumkan bahwa Erdogan setuju untuk meneruskan tawaran keanggotaan Swedia ke parlemen Turki.

“Dengan senang hati saya umumkan Presiden Erdogan telah setuju untuk meneruskan protokol aksesi Swedia ke Majelis Nasional Agung secepat mungkin dan bekerja sama dengan majelis untuk memastikan ratifikasi. Ini adalah hari bersejarah," kata Stoltenberg pada konferensi pers.

Keanggotaan NATO membutuhkan persetujuan dari semua anggota aliansi. Turki telah menahan aksesi Swedia untuk menjadi anggota NATO sejak tahun lalu.

Turki menuduh Stockholm menyembunyikan aktivis Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris. Serangkaian demonstrasi di Stockholm, termasuk aksi aktivis anti-Islam yang membakar Alquran, juga membuat marah pejabat Turki.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pembicaraan tiga arah menyatakan Turki dan Swedia akan bekerja sama erat dalam koordinasi kontraterorisme dan meningkatkan hubungan perdagangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler