Saat Mas Ojol Digoyang Pria LGBT di Atas Motor

Pengemudi ojol kerap mendapat perlakuan tidak senonoh dari penumpang gay.

Republika/Putra M. Akbar
Pengemudi ojek online bersiap membawa penumpang di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (13/6/2023). Kemacetan masih terjadi di sisi timur Stasiun Palmerah yang diakibatkan ojek online yang menunggu penumpang di pinggir jalan karena belum adanya shelter lainnya dari mitra ojek online yang lain.
Rep: Fergi Nadira Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tampaknya makin terbuka di tengah gempuran penolakannya. Perlakuan mereka makin terang-terangan termasuk terhadap pengemudi ojek online atau ojol.

Baca Juga


Mantan pengemudi ojol dari aplikasi Gojek, Maksus, menceritakan pengalaman membawa sekurangnya dua penumpang yang ia duga penyuka sesama jenis. Saat itu ia tidak menyangka akan diperlakukan tak senonoh ketika membawa penumpang tersebut.

"Penumpang pertama, laki-laki. Tampang dan penampilannya seperti pria pada umumnya. Namun ketika di tengah jalan dia duduk sangat menempel dengan saya bahkan hingga memeluk," kata Maksus kepada Republika.co.id pada Kamis (13/7/2023).

Dia mengatakan, kerap menghindari kontak tubuh saat berkendara dengan pria tersebut. Namun penumpang ojol itu tetap dengan aksinya menempelkan badan hingga kemaluannya kepada pengemudi.

Hingga pada saat Maksus menurunkan penumpang tersebut, pria yang diduga gay meminta nomor teleponnya. Usai beberapa jam hingga keesokan harinya, pria tersebut terus menghubungi Maksus.

"Setelah itu dia minta simpan nomor saya, dan telepon terus ajak ketemuan, goda-goda gitu," kata dia.

Sementara itu, cerita penumpang kedua yang ia duga adalah gay karena berpenampilan gemulai. Laki-laki tersebut awalnya berkelakuan seperti layaknya penumpang lainnya.

Namun setelah turun dan menyelesaikan perjalanannya, dia terus menghubungi Maksus dan mengajak berkencan. "Penumpang yang kedua ini sudah terlihat kecewek-cewean, putih, pakai kalung, saya antar ke daerah Kemang dari Pasar Minggu. Nggak ada yang aneh selama perjalanan, namun setelah selesai dia mendapatkan kontak saya, kalau dulu Gojek ada nomornya kan dan saya kerap dihubungi diajak makan bareng, ketemuan dan keluar bareng," cerita Maksus.

Tetapi, Maksus menolak tegas semua ajakan tersebut. "Sempat saya ladenin karena positif awalnya, tapi setelah beberapa kali mulai curiga dan langsung saya blokir," ujarnya menambahkan.

Tak hanya Maksus yang mengalami kejadian tak senonoh dari para kaum LGBT di ibu kota dan beberapa daerah lainnya. Cerita-cerita driver ojol kemudian banyak muncul di Twitter, TikTok, Instagram dan Facebook.

(Baru-baru ini viral sebuah video....)

 

 

Baru-baru ini viral sebuah video seorang driver ojol yang membawa penumpang gay yang diunggah di akun TikTok @KangErik97. Pria tersebut membalas video salah satu ojol yang mengeluh akan tingkah para LGBT saat naik ojol.

Driver ojol tersebut pun mengatakan jika dirinya pernah mendapat pesanan di jam 11 malam untuk mengantarkan seorang pria bertubuh kekar yang baru selesai nge-gym. Awalnya ia tidak mengira jika pria tersebut adalah seorang gay.

"Jadi itu jam 11 malam gue nganterin sewa yang baru pulang dari ngegym, badannya tuh berorot, gue nggak ngeh kalo dia tuh 'begitu'," ungkapnya di akun @KagErik97 dikutip Republika.co.id pada Kamis.

Namun, saat di jalan ia mendapatkan perlakuan tidak senonoh yakni dipegang kemaluannya oleh si penumpang. Ia pun semula tak menghiraukan hal tersebut lantaran ingin segera pulang.

Twitter maspim @maspimen juga menceritakan mengalami pelecehan seksual oleh salah satu penumpang laki-laki berorientasi gay. Kejadian diduga pada 10 Juli sore.

Dia mengalami kejadian serupa dengan pemilik akun TikTok @KangErik97. Saat perjalanan mengantar penumpang, driver ojol terganggu akibat alat kelaminnya diraba.

"Kalo boleh memilih, gw lebih pilih penumpang wanita aja. Bukan apa2. biar ada jaminan kalo penumpang gue bukan homo,” tulis keterangan dalam postingan di akun tersebut @maspimen.

 

Gw berani ngelawan, tapi driver di luar sana bisa jadi ga berkutik dilecehkan. Lucunya, Gojek ga nyediain alasan ‘pelecehan seksua;’ di halaman penilaian driver,” tulisnya lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler