Upaya Pita Limjaroenrat Legalkan LGBTQ
Thailand memiliki salah satu komunitas LGBTQ yang paling terbuka di Asia
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Calon Perdana Menteri Thailand dari Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat menegaskan kembali dukungannya untuk komunitas LGBTQ di Thailand. Salah satunya ketika Parade Pride tahun ini digelar di Thailand.
Pada 4 Juni 2023, Ibu Kota Thailand, Bangkok menggelar parade LGBTQ tahunan atau yang disebut sebagai Parade Pride. Acara parade tersebut dimulai sekitar pukul 14.00 waktu setempat di Siam Square, yang merupakan jantung distrik perbelanjaan di Bangkok. Area ini juga menjadi lokasi protes melawan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha pada 2020-2021.
Dilaporkan The Diplomat, Parade Pride berlangsung hingga malam hari dengan perayaan dan pesta jalanan di sepanjang Jalan Ratchadamri. Acara tersebut dilakukan seminggu setelah Chiang Mai Pride, yang menandai dimulainya Pride Month di negara tersebut. Perayaan budaya dan komunitas LGBTQ selama sebulan terus menarik banyak orang lokal Thailand dan orang asing di seluruh Asia Tenggara. Parade Pride pertama kali diadakan di Bangkok pada 2006. Ajang ini telah lama berfungsi sebagai ruang bagi orang-orang LGBTQ di Thailand untuk berkumpul.
Selain mendukung parade LGBTQ, Pita juga mendorong kesetaraan pernikahan. Masalah ini sekali lagi diangkat dalam debat publik pemilihan umum. Pita Limjaroenrat mengatakan, jika terpilih sebagai perdana menteri, dia berjanji akan melegalkan pernikahan sesama jenis pada 2028. Namun, rencana Pita bergantung pada apakah Prayut dan lembaga konservatif akan mengizinkan MFP untuk membentuk pemerintahan.
"Begitu pemerintah terbentuk, kami akan mendukung Kesetaraan Pernikahan (UU), Identitas Gender (UU) dan beberapa lainnya, termasuk kesejahteraan. Hal-hal kecil ini akan membuat perayaan keberagaman di Pride Month menjadi kebanggaan,” ujar Pita.
Thailand memiliki salah satu komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender yang paling terbuka dan terlihat di Asia. Tetapi banyak aktivis politik mengatakan hukum Thailand dan lembaga tradisional belum mencerminkan perubahan sikap sosial, dan masih mendiskriminasi orang LGBTQ serta pasangan sesama jenis.