Gim “Call of Duty” akan Terus Dirilis di Xbox dan Sony PlayStation
Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard, yang memproduksi Call of Duty pada 2022.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Microsoft mengumumkan mereka dan Sony telah mencapai kesepakatan untuk terus merilis gim video “Call of Duty” yang populer di konsol gim PlayStation. Microsoft, pemilik konsol saingan Xbox, pindah untuk mengakuisisi studio gim Activision Blizzard, yang memproduksi “Call of Duty”, pada Januari 2022.
Dilansir dari Japan Today, Selasa (18/7/2023), langkah itu memicu kekhawatiran konsolidasi dalam industri gim, membuat regulator Amerika Serikat (AS) dan Inggris menunda finalisasi akuisisi. Binding agreement atau perjanjian mengikat Ahad (16/7/2023) berarti bahwa gim “Call of Duty” akan terus dirilis di Xbox dan Sony PlayStation.
"Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa Microsoft dan PlayStation telah menandatangani perjanjian yang mengikat untuk mempertahankan Call of Duty di PlayStation setelah akuisisi Activision Blizzard," cuit kepala game Microsoft Phil Spencer.
Sementara itu Presiden Microsoft Brad Smith mengatakan sejak hari pertama akuisisi ini, Microsoft telah berkomitmen menangani masalah regulator, pengembang platform dan gim, serta konsumen.
“Bahkan setelah kami melewati garis akhir untuk persetujuan kesepakatan ini, kami akan tetap fokus untuk memastikan bahwa ‘Call of Duty’ tetap tersedia di lebih banyak platform dan untuk lebih banyak konsumen daripada sebelumnya,” ujar Smith.
Pada Desember, menjelang merger, Spencer telah mengumumkan bahwa Microsoft berkomitmen untuk menghadirkan “Call of Duty” ke Nintendo, pembuat konsol lainnya, setelah akuisisi selesai.
Sony sebelumnya berusaha untuk memblokir akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard, yang juga menghasilkan mega-hit “Candy Crush” dan "World of Warcraft".
Akuisisi tersebut akan menjadikan Microsoft sebagai perusahaan terbesar ketiga di industri game, dalam hal pendapatan, di belakang Tencent dan Sony.