Mendiang Tony Bennett, Dikagumi Frank Sinatra Hingga Berjibaku Lawan Alzheimer
Penyanyi legendaris Amerika Tony Bennett meninggal dunia pada Jumat (21/7/2023).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi legendaris asal Amerika Serikat, Tony Bennett, menutup usia di umur 96 tahun pada Jumat (21/7/2023). Kepergian Bennett meninggalkan duka yang amat mendalam bagi keluarga, para penggemar, hingga industri musik dunia.
"Tony pergi meninggalkan kita hari ini, tapi dia masih bernyanyi beberapa hari lalu dengan pianonya," ujar perwakilan Bennett melalui akun Twitter resmi sang penyanyi, seperti dilansir BBC pada Sabtu (22/7).
Pihak perwakilan Bennett mengungkapkan, lagu terakhir yang dinyanyikan oleh Bennett dengan pianonya adalah "Because of You". "Because of You" merupakan lagu yang dipopulerkan oleh Bennett dalam album perdananya yang dirilis pada 1952.
"Tony, karena kamulah kami mengenang lagu-lagumu di hati kami untuk selamanya," ujar perwakilan Bennett.
Bukan tanpa alasan bila pria kelahiran 3 Agustus 1926 ini dijuluki sebagai seorang legenda. Perjalanan hidup dan karier Bennett yang penuh liku berhasil membuktikan bahwa dia merupakan sosok yang luar biasa.
Usai bergabung dengan tentara Amerika Serikat dan ikut berperang dalam Perang Dunia II, Bennett yang memang gemar menyanyi mulai mengasah teknik bernyanyinya. Bennett lalu berhasil menandatangani kontrak dengan Columbia Records dan berhasil meraih popularitas lewat lagu "Because of You".
Sejak saat itu, pria yang juga menggeluti dunia lukis ini merilis banyak lagu-lagu populer lain, seperti "Rags to Riches". Karier Bennett sebagai penyanyi jazz mencapai puncaknya di era 1950-an melalui beberapa album yang dia rilis, seperti The Beat of My Heart dan Basie Swings, Bennett Sings.
Kehidupan pribadi dan karier Bennett mulai menurun ketika era musik rock bangkit. Bahkan pada 1979, Bennett tak memiliki kontrak rekaman atau pun manajer. Kala itu, Bennett juga tidak melakukan banyak pertunjukan di luar Las Vegas.
Di saat yang sama, kehidupan pernikahan Bennett mulai diterpa masalah. Tak hanya berhenti di situ, rumah Bennett juga harus disita oleh negara karena dia tak mampu membayar pajak sebesar 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 30 miliar.
Di saat-saat terpuruk inilah, Bennett mulai "menghibur diri" dengan kokain dan ganja hingga hampir overdosis. Bila bukan karena mantan istrinya, Sandra Grant, Bennett yang kala itu masih berusia 50-an tahun mungkin sudah tewas tenggelam di kamar mandi usai menggunakan kokain.
"Saya saat itu benar-benar dalam lingkaran setan yang menghancurkan diri saya sendiri," ungkap Bennett melalui bukunya All The Things You Are: The Life of Tony Bennett pada 2011, seperti dilansir Washington Post.
Setelah nyawanya terselamatkan, Bennett bertekad untuk menyelamatkan satu hal lagi, yaitu kariernya. Oleh karena itu, sesaat setelah pulih dari peristiwa yang hampir merenggut nyawanya, Bennett memutuskan untuk menelepon anak lelakinya, Danny, dan meminta sang anak untuk menjadi manajernya.
Siapa sangka, momen itu menjadi titik balik bagi kehidupan pribadi dan juga karier Bennett. Secara perlahan, Bennett mulai bisa melepaskan diri dari segala utangnya.
Tak hanya itu, perjalanan karier Bennett sebagai penyanyi kembali melesat tinggi. Tak hanya berhasil menjual puluhan juta copy album, Bennett juga memenangkan 18 Grammy Awards setelah kembali menjejakkan kaki di industri musik.
Semasa hidupnya, Bennett mengantongi 20 Grammy Awards, sebuah Lifetime Achievement Award, dan dua Primetime Emmy Awards. Karya-karyanya juga banyak dicintai oleh penikmat musik hingga saat ini. Penyanyi Frank Sinatra bahkan menjuluki Bennett sebagai penyanyi populer terbaik di dunia.
"Saya tahu saat itu saya telah membuat perubahan besar dalam hidup saya," kata Bennett.
Bennett menutup usia pada Jumat (21/7/2023) di umur 96 tahun. Tak ada keterangan yang diberikan mengenai penyebab kematian Bennett.
Akan tetapi, Bennett diketahui mengidap penyakit Alzheimer di penghujung hidupnya. Diagnosis ini pertama kali diumumkan oleh pihak keluarga Bennett pada 2021.
"Tony Bennett memiliki salah satu suara dan karier bernyanyi terbaik dalam 60 tahun terakhir, Tak banyak penyanyi, atau musisi, yang bisa mencapai kekekalan seperti itu," ujar sejarawan musik John Edward Hasse.