Rusia Berencana Latih Anak Sekolah Operasikan Drone Tempur

Mulai 1 September, anak sekolah akan mempelajari dasar-dasar penggunaan drone tempur

AP
Dua drone Ukraina merusak sejumlah gedung di Moskow, termasuk satu gedung dekat Kantor Pusat Kementerian Pertahanan Rusia.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia berencana melatih anak-anak sekolah di negaranya mengoperasikan pesawat nirawak (drone) tempur. Kegiatan itu akan menjadi bagian dari kelas pelatihan militer dasar yang rencananya mulai dilaksanakan pada September mendatang.

“Menurut rencana, mulai 1 September, anak-anak sekolah akan mempelajari dasar-dasar penggunaan drone tempur dalam pelajaran pelatihan militer dasar,” kata Senator Rusia Artem Sheikin saat diwawancara RIA Novosti, Senin (24/7/2023).

Sheikin, yang juga menjabat sebagai wakil ketua Dewan Pengembangan Ekonomi Digital di bawah Dewan Federasi Rusia mengungkapkan, pelajaran drone akan menjadi bagian dari silabus “Dasar-Dasar Keselamatan Nyawa”. Dia menyebut program itu memberikan pelajaran tentang jenis, tujuan, karakteristik kinerja dan struktur umum, pengintaian wilayah serta metode melawan drone musuh.

“Tentara masa kini bukan hanya senapan serbu Kalashnikov, tetapi juga kendaraan tak berawak canggih,” ujar Sheikin.

Pelatihan militer dasar akan tercakup dalam kurikulum siswa sekolah menengah kelas 10 dan 11 di Rusia. Ia menjadi bagian dari perubahan kurikulum setelah Rusia melancarkan agresi ke Ukraina. Selain pengoperasian drone tempur, para siswa juga akan dilatih untuk mengoperasikan senapan serbu dan granat tangan.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Inggris telah angkat bicara atas rencana Rusia memberikan pelatihan militer kepada anak sekolah. "Penekanan baru Rusia pada induksi militer untuk anak-anak sebagian besar merupakan upaya untuk menumbuhkan budaya patriotisme militer daripada mengembangkan kemampuan asli," katanya pada Senin lalu.

“Namun, penambahan keterampilan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) memang menyoroti bagaimana Rusia telah mengidentifikasi penggunaan UAV taktis di Ukraina sebagai komponen perang kontemporer yang bertahan lama,” tambah Kemenhan Inggris.

Konflik Rusia-Ukraina pecah pada Februari 2022. Hingga kini pertempuran antara kedua negara masih berlangsung. Belum ada tanda-tanda Moskow dan Kiev akan terlibat dalam sebuah pembicaraan damai maupun gencatan senjata dalam waktu dekat.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler