Penyaluran Kredit Bank Jatim Tumbuh 13,2 Persen, Tembus Rp 49,3 Triliun
Bank Jatim menyalurkan kredit sebesar Rp 49,3 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim telah menyalurkan kredit sebesar Rp 49,3 triliun sepanjang semester I 2023. Angka tersebut tumbuh 13,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 43,54 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjabarkan pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial dan UMKM sebesar 25,55 persen atau mencapai Rp 20,04 triliun. Kemudian sektor konsumer menyusul dengan pertumbuhan sebesar 5,77 persen atau mencapai Rp 29,16 triliun.
Menurut Busrul, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat," kata Busrul saat konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Adapun pertumbuhan kredit yang telah dicapai perseroan di semester I 2023 itu membuat LDR perusahaan semakin membaik, dari 45,88 persen pada semester I 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I 2023.
Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada semester I 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya.
Rasio Non Performing Loan (NPL) bruto juga ikut menurun menjadi 2,80 persen pada semester I 2023 dari 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. "Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan kualitas kredit Perseroan menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi," ungkap Busrul.
Busrul optimistis Bank Jatim dapat menjaga pertumbuhan kredit dikisaran 12 persen-13 persen hingga akhir 2023. Kondisi makroekonomi yang cukup kuat diyakini dapat mendorong pembiayaan tumbuh dengan baik. Menurut Busrul, inflasi saat ini relatif rendah dengan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen dan nilai tukar rupiah relatif stabil.
"Dengan situasi seperti ini kami optimistis bahwa pada akhir tahun nanti outstanding kami dapat tumbuh sekitar 12 persen-13 persen," terang Busrul.