Penjelasan Sekolah Soal Meninggalnya Siswa Baru SMPN 1 Ciambar Sukabumi

Pada hari siswa itu meninggal, pihak sekolah mengadakan kegiatan hiking.

dok Polres Sukabumi
Polisi bersiap melakukan autopsi jasad siswa SMPN 1 Ciambar, yang sebelumnya dikabarkan tenggelam dan meninggal, di tempat permakaman wilayah Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Selasa (25/7/2023).
Rep: Riga Nurul Iman Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pihak SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memberikan penjelasan terkait kasus meninggalnya siswa baru berinisial MA (13 tahun). Sebelumnya siswa tersebut dikabarkan ditemukan meninggal dunia di aliran Sungai Cileuleuy pada Sabtu (22/7/2023).

Baca Juga


Peristiwa itu disebut terjadi selepas kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). “Pada Jumat (21/7/2023), pelaksanaan MPLS berakhir dan selanjutnya pada Sabtu (22/7/2023) peserta didik baru mengadakan hiking di sekitar lingkungan sekolah, dengan tujuan untuk mengenal lingkungan sekitar sekolah,” ujar Kepala SMPN 1 Ciambar, Kandar, Selasa (25/7/2023).

Kandar menjelaskan, para siswa baru berangkat dari Pos 1 di sekolah sekitar pukul 08.30 WIB dan sampai di Pos 3, yang berada di Kampung Selaawi Girang, sekitar pukul 09.30 WIB. Ia mengatakan, di Pos 3 terdapat aliran sungai, yang biasa dijadikan oleh anak-anak warga sekitar untuk mandi dan mencuci pakaian. 

Di Pos 3 tersebut diagendakan makan bersama. Menurut Kandar, saat itu ada siswa baru yang langsung makan dan ada juga yang tertarik turun ke aliran Sungai Cileuleuy. Aliran sungai di sekitar pos itu disebut dangkal.

Namun, setelah makan, Kandar mengatakan, ada beberapa siswa yang mencuri kesempatan berenang di aliran sungai arah ke hulu. “Padahal kegiatan itu di luar agenda kegiatan hiking,” kata Kandar.

Selepas kegiatan di Pos 3, para siswa melanjutkan perjalanan ke Pos 4 dan lalu menuju pos akhir di sekolah. Saat petugas Pos 4 mengecek jumlah peserta setiap kelompok, kata Kandar, ada dua siswa yang mengabarkan MA meminta izin pulang terlebih dahulu.

 

Kandar mengatakan, sesampainya di sekolah, para siswa sudah langsung dipulangkan. Namun, kata dia, kemudian datang ibu dari MA yang menyebut anaknya belum pulang.

Mendapat kabar itu, menurut Kandar, panitia mencari informasi ke teman-teman sekelompok MA maupun kelompok lain. Disebut tidak ada yang mengetahui keberadaan MA di sekolah.

Sebelumnya ada informasi di Pos 3 bahwa MA meminta izin pulang terlebih dahulu. “Panitia kembali mendatangi Pos 3 dan meminta masyarakat sekitar untuk menyusuri sungai,” kata Kandar.

Setelah dilakukan pencarian, MA ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di hulu sungai. Pihak sekolah menyebut dari awal area itu sudah dilarang digunakan untuk mandi.

Dibantu warga sekitar, pihak sekolah mengantarkan jenazah MA kepada keluarganya. Menurut Kandar, ibu MA sudah mengikhlaskan kepergian putranya. Namun, bapak MA belum mengetahui kejadian itu.

Menurut Kandar, sampai sekitar pukul 19.26 WIB, pihak sekolah masih menunggu kesempatan untuk bertemu langsung dengan ayah dari MA, sampai ada pemberitahuan dari Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang melakukan mediasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler