Baru, Ini Panduan WHO untuk Batas Sehat Konsumsi Lemak dan Karbohidrat

WHO memperbarui panduan konsumsi lemak dan karbohidrat.

www.freepik.com
Nasi adalah makanan kaya karbohidrat. WHO merilis panduan baru batas asupan karbohidrat dan lemak.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperbarui panduan terkait konsumsi lemak dan karbohidrat. Pembaruan ini didasarkan pada bukti ilmiah terkini yang bertujuan untuk menurunkan sejumlah risiko masalah kesehatan.

"(Contohnya) kenaikan berat badan yang tak sehat dan penyakit tak menular yang berkaitan dengan pola makan seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker," jelas WHO dalam siaran pers terbarunya, seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Selasa (25/7/2023).

Terkait konsumsi lemak, WHO menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas asupan lemak sama-sama penting. Untuk orang dewasa, batas asupan lemak total yang direkomendasikan adalah 30 persen dari total kebutuhan energi harian atau lebih rendah.

Untuk individu berusia dua tahun ke atas, sebagian besar asupan lemak sebaiknya berasal dari lemak tak jenuh. Asupan lemak jenuh tak boleh melebihi 10 persen dari total kebutuhan energi harian, dan asupan lemak trans tak boleh melebihi 1 persen dari total kebutuhan energi harian.

Lemak jenuh biasanya ditemukan pada jenis makanan seperti daging berlemak, makanan berbasis susu, serta lemak dan minyak yang mengeras di suhu ruang seperti mentega, ghee, minyak sawit, dan minyak kelapa. Sedangkan lemak trans bisa ditemukan pada jenis makanan seperti roti atau kue, makanan yang digoreng, cemilan kemasan, dan daging atau produk susu yang berasal dari hewan pemamah biak seperti sapi atau domba.

"Lemak jenuh dan lemak trans dalam makanan bisa digantikan dengan nutrisi lain, seperti lemak tak jenuh ganda, lemak tak jenuh tunggal dari pangan nabati, atau karbohidrat dari makanan yang secara alami mengandung serat, seperti gandum utuh, sayur, buah, dan kacang-kacangan," kata WHO.

Terkait asupan karbohidrat, WHO juga menyoroti pentingnya memilih sumber karbohidrat yang berkualitas untuk kesehatan. Asupan karbohidrat untuk semua individu berusia dua tahun ke atas sebaiknya didominasi oleh gandum utuh, sayur-sayuran, buah-buahan, dan juga kacang-kacangan.

WHO juga menganjurkan orang dewasa untuk mengonsumsi minimal 400 gram sayur dan buah serta 25 gram serat alami per hari. Sedangkan untuk anak-anak, berikut ini adalah rekomendasi asupan sayur, buah, dan serat dari WHO:

1. Anak usia 2-5 tahun: Minimal 250 gram buah dan sayur serta minimal 15 gram serat alami per hari.

2. Anak usia 6-9 tahun: Minimal 350 gram buah dan sayur serta minimal 21 gram serat alami per hari.

3. Anak usia 10 tahun atau lebih: Minimal 400 gram buah dan sayur serta minimal 25 gram serat alami per hari.


Menurut CMO Fitelo, Mehakdeep Singh, panduan terbaru dari WHO ini merupakan sebuah kemajuan. Alasannya, panduan ini tak hanya menekankan pada kuantitas tetapi juga kualitas asupan makanan.

"Perubahan ini berpotensi membantu penurunan berat badan, pengelolaan diabetes, dan perbaikan kesehatan jantung," ujar Singh, seperti dilansir Indian Express, Selasa (25/7/2023).

Dengan adanya panduan baru ini, Singh menilai para produsen makanan akan terdorong untuk melakukan sejumlah perbaikan. Beberapa contohnya adalah memilih sumber lemak yang lebih sehat dan meningkatkan jumlah serat di dalam produk mereka.

Selain itu, Singh menilai panduan baru dari WHO ini akan memotivasi orang-orang untuk kembali memilih makanan yang minim proses dan alami. Di saat yang sama, masyarakat juga akan mulai membatasi diri atau bahkan menghindari beragam produk makanan ultra proses atau kemasan demi menjaga kesehatan tubuh masing-masing.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler