Makna, Sejarah, dan Hikmah Hijrah
Hijrah adalah suatu fenomena yang sangat visioner. Tahun hijriyah merupakan tahun yang memiliki latar belakang sejarah yang unik. Maka hijrah sejatinya menjadikan umat Islam lebih progresif dalam merealisasikan nialai-nilai kebenaran.
Pemaknaan hijrah itu apabila kita tengok secara jeli adalah sangat visioner. Sebab hijrah yang sesungguhnya adalah untuk mendapatkan kesuksesan. Maka apa arti hijrah kalau tidak memiliki hasil yang lebih utama dalam kehidupan. Dan kehidupan yang ingin diraihnya tidak hanya sebatas kehidupan dunia semata, tetapi juga nilai nilai kesuksesan yang bersifat ukhrawi (keakhiratan) atau mati setelah kehidupan.
Maka hijrah dalam agama Islam berlandaskan motivasi-motivasi keilahian dan kenabian. Motivasi keilahian adalah dorongan yang datang dari Al-Quran begitu juga motivasi kenabian suatau dorongan yang berdasarkan persetujuan (taqrir), perkataan-perkataan (aqwal), dan segala perbuatan (af’al) Rasulullah Muhammad SAW.
Hijrah secara lahiriah adalah perpindahan dari satu tempat ke tempat lain yang memiliki tujuan postitif dalam menjalani kehidupan yaitu untuk meraih keamanan dan keimanan yang kokoh, serta kehidupan yang lebih baik. Secara batiniah makna hijrah adalah perpindahan dari suatu perbuatan buruk kepada perbuatan yang lebih baik, meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah dan melaksanakan segala perintah Allah.
Hijrah dalam konsepsi Islam sesungguhnya menembus ruang dan waktu. Mengapa demikian? Karena Allah SWT., menyediakan bumi ini sangat luas. Bagi orang-orang yang beriman berhijrahkah ke mana saja adalah dalam untuk menyampaikan kebenaran ke seluruh penjuru bumi. Seperti yang disebutkan dalam Al-Quran surat Azzumar ayat 10, “Wal ardu waasi’ah” artinya bumi Allah itu adalah luas.
Dari sisi waktu, kapan saja kita berhijrah dapat dilakukan, terutama yang berkaitan dengan batin. Misalnya berazam untuk selalu berbuat baik, tidak mengenal ruang dan waktu, baik dalam berdiri, duduk dan berbaring. Selama hayat masih di kandung badan, mengubah sifat-sifat buruk menjadi baik dalam hati maupun perbuatan sesungguhnya dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Sejarah Kalender Hijrah
Tahun hijrah adalah merujuk kepada peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari kota suci Mekkah ke kota suci Madinah. Peristiwa tersebut kemudian ditetapkan sebagai tahun pertama penanggalah Hijrah. Penanggalan Hijrah ini diprakarsai oleh Khalifah Umar bin Khattab dan disetujui oleh Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Nama-Nama Bulan Hijrah berjumlah 12 bulan yaitu Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syakban, Ramadan, Syawal, Zulkaidah, Zulhijjah. Jumlah Hari dalam tahun Hijrah kuarang dari 10-11 hari dibandingkan dengan tahun Masehi. Jumlah hari dalam setahun kalender Hijrah adalah 354-355 hari. Dalam kalender masehi 365-366 hari. Sebab kalender hijrah ini dihitung berdasarkan patokan peredaran bulan sedangkan kalender Masehi berdasarkan patokan peredaran matahari.
Peristiwa Hijrah
Hijrahnya Rasulullah SAW adalah sangat berat dibandingkan dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia pada umumnya. Sebab usaha yang dilakukan Rasulullah SAW. adalah menembus penjuru lahir dan penjuru batin. Betapa tantangan yang sangat berat secara fisik, maka demikian pula dengan batinnya.
Rasulullah SAW berpikir keras bagaimana agar manusia terbebas dari kejahiliahan. Beliau beranggapan bahwa mereka yang menyakiti dirinya serta pengikutnya disebabkan karena kebodohan mereka semata, maka upaya keras untuk menyadarkan kaum yang zalim dengan tanpa menzalimi kepada mereka adalah dengan cara Hijrah. Anggapan posiitif beliau itu tercermin dalam doa yang ducapkannya, “Allahumahdii qaumii fa’innahum laa yafqahuun, (Ya, Allah berilah hidayah kepada kaumku karena mereka tidak memahami).”
Rasulullah SAW beserta pengikutnya keluar dari Mekkah menuju Kota Madinah pada tahun 622 M. dalam rangka mencari keamanan dari kekejaman penduduk Mekkah yang phobia terhadap Islam. Ancaman demi ancaman terus berdatangan, maka Rasulullah SAW. segera berhijrah untuk berdakwah menegakkan kebenaran dengan agama yang Rahmatan Lil-Alamin.
Sebagai manusia yang memiliki misi perdamaian agar tidak diganggu oleh manusia-manusia jahiliah ketika itu, beliau menyusun kekuatan dengan membentuk pasukan keamanan dan pasukan perang yang tangguh agar kaum muslimin terlindungi dari segala ancaman dan kejahatan. Hal itu dilakukan ketika beliau berada di Madinah.
Maka kembali dari hijrah atau pulang ke Mekkah disebut dengan Futuh Mekkah (pembebasan kota Mekkah) tanpa ada pertumpahan darah. Beliau menjajikan perlindungan kepada masyarakat Mekkah yang dalam keadaan lemah baik secara politik, pertahanan, keamanan, maupun ekonomi. Maka banyaklah penduduk Mekkah yang memeluk agama Islam. Mereka berduyun-duyun menuju jalan kebenaran setelah beberapa tahun ditinggalkan oleh Rasulullah SAW.
Hikmah Hijrah
Hijrah dalam agama Islam adalah mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat. Jadi hijrah dalam Islam untuk kepentingan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Dalam surat Annisa ayat 100 disebutkan:
۞وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ١٠٠
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Begitu pula dalam surat Almudassir ayat 5 dijelaskan:
وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ٥
“Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” Dapat pula dikatakan berhijrahlah atau tinggalkanlah segala perbuatan dosa itu.
Rasulullah Muhammad SAW dalam hadisnya berwasiat.
والمهاجر من هجر ما نهى الله عنه (رواه البخاري)
Artinya: Dan orang yang berhijrah adalah orang yang telah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT. (HR. Imam Al-Bukhari)
Hijrah juga bergantung kepada niatnya, seperti dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW.
إنماالْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang diniatkannya.”. (HR.Bukhari : 52).
Jadi hijrah versi Rasulullah SAW. adalah untuk keselamatan dan perdamaian menuju rida Allah SWT. Hijrah yang dilakukan itu adalah untuk semua, baik untuk pengikutnya maupun orang-orang yang membenci dirinya dan membenci ajaran Islam yang dibawanya. Hijrah yang dilakukannya itu adalah menyadarkan umat dari kejahiliahan menjadi keadaban (kecemerlangan dalam berpikir dan berpandangan) bagi semua. Dari sifat kebiadaban menjadi keberadaban bagi seluruh umat manusia. Maka tidak salah di dalam Al-Quran dijelaskan.dalam surat Alanbiya ayat 107.
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Maka hijrah merupakan langkah yang sangat visioner dalam kehidupan masyarakat yang majemuk yaitu menuju kesuksesan untuk semua. Menyelamatkan umat manusia dari hiruk pikuknya bahaya kehidupan dunia menuju keselamatan dan kesuksesan ukhrawi yang bersifat abadi.
Peringatan tahun baru hijrah yang dilaksanakan oleh kaum muslimin merupakan momentum untuk mencarger kembali jiwa kita untuk terus maju agar meraih kemenangan abadi yang diridoi Allah SWT.
Hikmah dari berhijrah adalah (1) bertambah luasnya penyebaran Islam; (2) mampu membangun kekuatan; (3) bertambahnya rezeki yang bersifat keduniaan dan prestasi lainnya; (4) meningkatkan kecerdasan dalam berbagai strategi untuk membangun kesuksesan; (5) meningkatnya ketakwaan kepada Allah; (6) dengan hijrah karena Allah, Allah meridai segala perbuatan hijrahnya dengan balasan yang berlipat ganda.
Jadi dengan berhijrah karena Allah akan mendapatkan kesuksesan yang lebih luas yaitu keutamaan kehidupan dunia dan keutamaan kehidupan akhirat.