Program Jangka Panjang Erick Thohir untuk Timnas Diapresiasi

Erick Thohir menyiapkan rencana besar untuk Timnas Indonesia.

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ketum PSSI Erick Thohir (kanan) didampingi Waketum Ratu Tisha (kiri) saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Ketum PSSI mengatakan FIFA rencananya akan datang memeriksa kesiapan venue dan fasilitas pendukung ajang Piala Dunia U-17 pada 28 Juli-2 Agustus 2023.
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Manajemen Prestasi Olahraga Prof Djoko Pekik Irianto mengapresiasi rencana besar Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam menyiapkan pemain tim nasional (Timnas) Indonesia jangka panjang lewat pembinaan serius kepada pemain Timnas U-17 dalam proses seleksi yang ketat.

Baca Juga


“Secara umum kami mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh PSSI Pak Erick dalam rangka upaya untuk bisa menduniakan sepak bola Indonesia dengan berbagai program, dan langkah yang telah dan akan ditempuh,” kata Prof Djoko Pekik kepada wartawan, Ahad (30/7/2023).

Sebagaimana diketahui, Erick Thohir berencana mematangkan fisik, mental dan kualitas pemain U-17 untuk Piala Dunia U-17 dan akan diproyeksikan untuk Piala Dunia U-20 pada tahun 2025 mendatang.

Rencana besar Erick Thohir ini dinilai sebagai program brilian karena menyiapkan tim yang tangguh tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, tetapi butuh waktu lama dan dilatih oleh pelatih yang berkualitas pula.

“Nah menanggapi hal spesifik terhadap konteks pertanyaan tadi yang pertama tentu kami mendukung rencana besar PSSI menyiapkan atlet atau tim U-17 untuk Piala Dunia U-20 tahun 2025, karena persiapan sebuah tim butuh waktu yang cukup yang lama dengan kematangan yang tinggi tentunya itu yang pertama,” ujarnya.

Dikatakan Prof Djoko Pekik, seleksi yang ketat tidak sepenuhnya menjamin seorang pemain akan bermain bagus ke depan, namun dengan proses pelatihan secara bertahap dan waktu yang cukup akan menghasilkan pemain berkualitas. 

“Tentu proses pelatihan berikutnya U-17 itu kan nanti proses pelatihannya secara bertahap untuk menuju pada saat dia berusia 20 tahun, ada waktu yang cukup lumayan kalau dilihat dari proses periodisasi, nanti cukup bisa memberikan peningkatan performa baik fisik maupun teknik dan utamanya mental dari para atlit kita,” ucapnya.

Selain seleksi, PSSI mulai memfokuskan perhatian mereka kepada pemain usia dini menjadi satu langkah konkrit dalam merealisasikan program jangka panjang PSSI untuk menghasilkan Timnas tangguh.

Pasalnya, dengan menyiapkan calon pemain timnas dari usia dini tentu akan berhasil, tinggal bagaikan proses latihan yang diatur dengan baik.

“Kemudian yang ketiga PSSI mulai memberikan perhatian serius kepada usia muda nah ini sangat perlu memang kalau kita lihat tentang teori berlatih melatih itu kan harus dilakukan secara bertahap, bahkan kalau ahli bilang itu paling tidak ada tujuh tahapan sehingga sangat bagus penyiapan atlet sejak usia dini sejak usia muda tentu nanti tinggal proses pelatihan yang sesuai dengan fase usia mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, pembinaan terhadap usia muda yang baik, tidak harus dibebani untuk meraih prestasi layaknya para timnas senior, tetapi ditekankan untuk berlatih sesuai dengan fase perkembangan nya masing-masing.

“Oleh sebab itu, maka diperlukan pelatih yang punya lisensi yang bagus, jangan sampai nanti anak-anak usia muda itu dipaksakan untuk bermain dan berprestasi layaknya dewasa seperti yang sering dilakukan. Jadi itu yang diperlukan untuk yang ketiga,” tambahnya.

Dijelaskan Prof Djoko Pekik, berbagai cara untuk melahirkan pemain bola yang baik sangat mudah dilakukan, dimana PSSI bisa memulai dari langkah-langkah awal pemilihan atlet berbakat, seperti yang telah dilakukan saat ini untuk skuad Timnas U-17.

Lanjut Prof Djoko Pekik, keemasan seorang pemain bola itu ada pada usia 24 sampai 28 tahun, artinya proses pelatihan kepada atlet itu mulai dari usia 12 atau 14 tahun.

 “Golden age nya itu kan pada usia 24-28 tahun, sehingga kalau kita mundur 10 tahun ke bawah berarti 12-14 memang sudah harus fokus ke sepak bola, pelatihan cukup lama 10 tahun. Nah dengan cara itu tentu nanti harus disertai dengan pelatih yang betul-betul handal punya lisensi," paparnya.

"Kemudian tidak kalah pentingnya adalah kompetisi berjenjang, kompetisi berjenjang berikan pengalaman kepada para atlet kita itu untuk berkompetisi berjenjang,” sambungnya.

Lebih jauh Prof Djoko Pekik menerangkan kompetisi berjenjang yang maksudnya adalah pembinaan pasa usia pemain muda tidak boleh di paksakan meriah juara di kelas nya, karena setiap pemain untuk meraih hasil yang baik butuh waktu panjang, tidak bisa instan.

"Mengikuti setiap pelatihan dengan teratur serta memperbanyak pengalaman bertanding baik di skala nasional maupun internasional," ucapnya.

Selain itu, Prof Djoko Pekik pun menyinggung soal program seleksi pemain U-17 oleh PSSI hanya berlangsung di 12 kota.

Menurut dia, hal itu dilakukan untuk melengkapi kerangka timnas U-17 yang sudah terbentuk karena waktu antara seleksi, latihan dan berlangsungnya Piala Dunia U-17 sangat dekat.

Oleh sebab itu, setelah pagelaran Piala Dunia U-17, ia menyarankan sebaiknya seleksi atau perekrutan pemain usia dini diperluas lagi wilayahnya.

“Jadi saran saya adalah ke banyak kota tetapi itu butuh waktu U-17 yang akan disiapkan untuk U-20 ya, jadi masih ada waktu 2 sampai 3 tahun lagi," ucapnya

Lanjut Djoko Pekik, program seleksi di 12 kota kemarin menurutnya dalam rangka untuk melengkapi kerangka pemain yang sudah ditentukan oleh PSSI untuk skuad Garuda Muda di Piala Dunia U-17.

"Waktunya pendek hanya 3 bulan sehingga kalau gambaran saya kerangka Timnas U-17 kemarin itu diambil dari juara Piala AFF U-16 yang kemarin berhasil menjuarai melawan Vietnam tahun 2022, mungkin juga ditambah ialah Piala Soeratin U-15 tahun 2022 kemarin sehingga untuk menambah pemain itu makanya PSSI mengadakan seleksi hanya di 12 kota itu,” pungkasnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler