Deretan Negara Barat yang Tolak Keras Aksi Pembakaran Alquran

AS mengatakan tindakan membakar Alquran adalah perbuatan kurang ajar.

AP
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengusulkan agar masyarakat Eropa untuk membentuk aliansi antar agama. Hal itu untuk merespon pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pekan terakhir dunia digaduhkan dengan aksi protes dan pembakaran Alquran. Aksi-aksi tersebut terjadi di dua negara Skandinavia, yaitu Swedia dan Denmark.

Insiden pertama terjadi pada Januari, saat politikus sayap kanan Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Di bulan berikutnya, polisi sempat menolak permintaan izin pembakaran dua Alquran dengan alasan keamanan.

Namun, aksi ini kembali terjadi pada Juni, ketika seorang pengungsi Irak berusia 37 tahun membakar Alquran di depan Masjid Stockholm Medborgarplatsen. Aksi Salwan Momika, nama pelaku, terjadi tepat saat Muslim seluruh dunia tengah merayakan Idul Adha.

Aksi selanjutnya berulang di bulan Juli ini di Kopenhagen, Denmark. Setidaknya dua aksi pembakaran Alquran dilaporkan yang memicu kecaman dari berbagai pihak di dunia.

Dihimpun dari berbagai sumber, kecaman-kecaman tersebut tidak hanya disuarakan oleh negara-negara Timur Tengah atau mayoritas Islam. Hal ini juga berlangsung di beberapa negara Barat, yang mana masalah tersebut juga menyita perhatian serius dari PBB.

Berikut beberapa negara Barat yang mengeluarkan kecaman pembakaran Alquran.

Baca Juga


Deretan Negara Barat Tolak Keras Pembakaran Alquran

1. Amerika Serikat

Negara Paman Sam mengatakan tindakan membakar kitab suci adalah perbuatan kurang ajar. Hal ini disampaikan tepat satu hari setelah kembali terjadinya aksi pembakaran Alquran di Swedia.

"Kami telah berulang kali mengatakan membakar kitab suci adalah sikap kurang ajar dan menyakitkan. Apa yang mungkin legal bukan berarti pantas," kata Deputi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel, saat menjawab pertanyaan mengenai aksi provokasi tersebut, dikutip di Anadolu Agency, Kamis (29/6/2023).

Pihaknya pun disebut akan membiarkan pemerintah Swedia dan penegak hukum setempat berbicara secara khusus atau lebih terutama tentang insiden ini secara luas. Selain itu, mereka terus mendorong Hungaria dan Turki untuk meratifikasi protokol bergabungnya Swedia (ke NATO) tanpa penundaan, sehingga mereka kami dapat menyambut Swedia ke dalam aliansi secepatnya.

Negara selanjutnya...

2. Inggris

Inggris menjadi negara berikutnya yang mengutuk penodaan dan pembakaran kitab suci Islam Alquran di ibu kota Swedia, Stockholm. Pemerintah menyebut tindakan seperti itu sangat menghina Muslim di seluruh dunia dan sama sekali tidak pantas.

Dalam pernyataan tertulis, yang dikeluarkan oleh juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris (FCDO), negara tersebut dikatakan mencela kebencian yang terjadi atas dasar agama atau kepercayaan.

“Kami membela kebebasan beragama atau berkeyakinan untuk semua, dan mempromosikan rasa saling menghormati. Kami menyadari penderitaan mendalam yang dialami umat Islam di seluruh dunia yang disebabkan pembakaran Alquran,” bunyi pernyataan tersebut, dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu (22/7/2023).

3. Uni Eropa

Uni Eropa (EU) mengatakan pembakaran Alquran atau kitab suci lainnya adalah tindakan pelecehan, penghinaan dan provokasi yang dilakukan secara terang-terangan.

“Praktik-praktik rasisme, xenofobia (ketidaksukaan terhadap orang-orang dari negara lain) dan intoleransi semacam itu tidak diterima di Eropa," kata juru bicara EU untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan, Nabila Massrali, dalam sebuah pernyataan.

Negara berikutnya...

4. Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendapat julukan sebagai 'Penjaga dan Pelindung Agama' oleh warga Lebanon. Fotonya saat memegang Alquran muncul dalam baliho di negara tersebut dan tersebar di media sosial.

Sebutan itu disematkan setelah ia mengecam aksi pembakaran Alquran, saat berkunjung ke sebuah masjid di Derbent, Dagestan. Kala itu, Putin datang dan diberi sebuah Alquran saat mengunjungi Masjid Dzhuma di Derbent, Republik Dagestan, pada 28 Juni lalu saat perayaan Idul Adha.

Dalam kunjungannya, Putin menegaskan di Rusia tindakan tidak menghormati Alquran merupakan tindak kejahatan, tidak seperti di beberapa negara lainnya. Komentar itu ia sampaikan saat mengomentari pembakaran Alquran yang dilakukan oleh seorang pengungsi Irak di Swedia dan menuai banyak kecaman.

5. Swedia dan Denmark

Meski menjadi tempat aksi protes dan pembakaran Alquran, Swedia dan Denmark juga ikut buka suara mengecam aksi tersebut. Pemerintah Swedia bahkan menyebutnya sebagai tindakan Islamofobia.

"Pemerintah Swedia memahami sepenuhnya tindakan Islamofobia yang dilakukan oleh individu pada demonstrasi di Swedia dapat menyinggung umat Islam. Kami mengutuk keras tindakan ini, yang sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah Swedia," kata Kementerian Luar Negeri Swedia dalam sebuah pernyataan.

Di sisi lain, Pemerintah Denmark menyampaikan kecaman terhadap aksi pembakaran salinan kitab suci Alquran, sekaligus menyebut hal tersebut sebagai tindakan memalukan yang tidak menghormati agama orang lain.

Dalam sebuah pernyataan di akun Twitter, Kementerian Luar Negeri Denmark mengatakan tindakan provokatif tersebut menyakiti perasaan banyak orang dan menciptakan perpecahan antara agama dan budaya yang berbeda.

“Kebebasan beragama dijunjung tinggi di Denmark. Banyak warga di negara itu beragama Islam. Mereka adalah bagian berharga penduduk Denmark," menurut pernyataan tersebut.

Kementerian Luar Negeri ini juga menambahkan Denmark mendukung hak untuk protes, sembari tetapi menekankan aksi protes tersebut harus tetap berjalan dengan damai.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler