Filosofi Kerja Sama Tim dalam Kepemimpinan Erick Thohir
Erick Thohir berterima kasih kepada tim yang bekerja sama dengannya.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir membocorkan rahasianya untuk sukses menapaki kariernya.
Erick mengatakan, kesuksesannya memimpin berbagai lembaga maupun organisasi dalam waktu bersamaan bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan berkat membangun kolaborasi dengan tim yang solid dan unggul.
“Rahasia #satsET saya di pekerjaan: Bangun tim yang kompak dan unggul. Kesuksesan yang saya raih baik di BUMN, MES, dan olahraga, tidak pernah karena hasil kerja saya sendiri. Semua berkat kerja keras bersama tim,” beber Erick Thohir dikutip dari Instagram pribadinya @erickthohir, Senin (31/7/2003).
Erick Thohir yang juga tercatat pernah menjadi Presiden Klub Inter Milan itu mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim yang telah membantunya selama ini.
“Untuk itu saya ingin berterima kasih untuk seluruh keringat dan air mata kalian. Keep it up!” ungkapnya.
Bagi Erick sendiri, mendapatkan amanah sebagai Menteri BUMN maupun Ketua Umum PSSI memiliki tantangan tersendiri, tidak ada yang lebih mudah di antara keduanya jika tidak memiliki tim yang bekerja keras untuk membantunya.
“Sama-sama berat kalau kita tidak punya tim yang baik cuma kalau kita dibantu tim yang baik sehati, kerja keras,” ucapnya.
Tidak jarang Erick Thohir turun langsung ke lapangan untuk mengecek sebuah pekerjaan, memastikan semuanya berjalan sesuai dengan perencanaan.
“Tidak mudah tapi kita lihat progresnya dan hasilnya baik kita sebagai leader juga harus bisa memberikan contoh mentor yang baik dan juga mengecek,” imbuhnya.
Erick menyampaikan, untuk dapat meraih sukses harus memiliki karakter yang kuat, salah satunya disiplin terhadap waktu.
Menurutnya, sudah menjadi keharusan ketika seseorang ingin berhasil harus memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi sebagaimana yang telah diajarkannya oleh kedua orang tuanya sejak masih kecil.
“Tentu kalau karakter itu kita kan dari orang tua mereka mendidik saya di hal yang berbeda. Kalau Ibu saya itu sangat disiplin,” ucapnya.
Sementara didikan dari sang ayah, Erick menuturkan lebih banyak ditanamkan nilai-nilai keprofesionalan dalam bekerja dan mengedepankan untuk menjaga nama baik keluarga.
“Kalau bapak saya memang banyak mengajarkan kita itu menjaga nama baik harus profesional dan itu yang saya coba turunkan ke tim saya walaupun saya tidak meminta tim saya 100 persen mirip, gak bisalah,” paparnya.
Lebih lanjut Erick menuturkan, tugasnya sebagai pemimpin harus memberikan teladan bagi bawahannya. Namun, dia tidak bisa memaksakan nilai-nilai yang diajarkan kepada bawahannya dapat diikuti sepenuhnya.
Sebab setiap orang memiliki karakter berbeda, yang penting menurutnya setiap orang harus memiliki nilai positif yang tertanam dari dalam dirinya.
“Setiap manusia punya karakter yang penting valuenya,” tukas Erick.