Ini Viral Kontroversi Ketua MUI Tasik Sebut Panji Pembaharu dan Ilmu MUI Pusat Standar

Ketua MUI Tasik mengaku mencintai Al Zaytun.

istimewa/doc humas
Ketua MUI Tasik, Ate mushadiq, sebut Panji Gumilang sebagai tokoh pembaharu.
Red: Joko Sadewo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hadiri ulang tahun ke 77 Panji Gumilang, Ketua NU sekaligus Ketua MUI Tasik, Ate mushadiq, memberi sebutan kepada Panji sebagai tokoh pembaharu, dan ilmu MUI Pusat standar.

Baca Juga


Kedatangan Ate ini terungkap dalam video yang beredar di media sosial, saat ia memberi sambutan di acara itu. Dalam video itu, ada sejumlah pujian Ate kepada Panji Gumilang dan Al Zaytun. Serta sejumlah pernyataan kontroversial dia terkait dengan kiai di Indonesia dan MUI Pusat.

Dalam video yang beredar tu, Ate membuka pidato dengan mendoakan Panji agar berumur panjang dan dijaga Allah SWT. Ia juga menyebut soal penonton ngobrolnya di TV Al Zaitun senang dia mencerdaskan  umat  Islam yang masih bodoh dan primitf, masih taat pada hoaks, taat pada kiai yang tidak jelas ilmunya, tidak jelas pesantrennya, tidak berbuat apa-apa, itu dijadikan landasan sebagai masukan kepada perintah atau MUI Pusat.

“Saya memberikan pencerdasan bagaimana umat Islam itu musuhnya dua, Satu kebodohan, kedua kemiskinan. Tapi alhamdulillah direspon dengan komentar-komentar yang positif. Masih banyak orang yang merasa memiliki pesantren Al Zaytun, bukan hanya saya saja,” kata Ate.


Ate juga menyebut banyak profesor doktor agama di Indonesia yang asbun (asal bunyi, Red). “Saya walaupun orang kampung, bisa mengkritik para profesor doktor terutama tentang pendidikan nasional yang tidak jelas. Karena Indonesia tetap miskin, tetap bodoh dan  percaya pada ilmu-ilmu hoaks, itu dijadikan dasar pemikiran.

Tidak itu saja Ate juga memberikan gelar kepada Panji Gumilang sebagai pembaharu. “Allah itu tidak melihat kata-katanya, melihat perbuatannya, lihat masjidnya, lihat santrinya,” kata Ate.

Menurut Ate di Indonesia tidak ada mujtahid dan mursyid. “Termasuk MUI Pusat, ilmunya standar. Saya tantang dialog dengan saya siapa mujtahid di Indonesia, semua juga ilmunya terukur Pak Panji. Dan perbuatannya belum ada apa-apa. Santri tidak punya, murid tidak punya, terus ngomongnya pada miskin, tapi dia merasa hebat, merasa paling benar, lalu menetapkan hukum yang menyesatkan orang lain,” ungkap Ate.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler