Al Azhar Usulkan Dialog Antarulama Seluruh Dunia Setelah Insiden Pembakaran Alquran

Imam besar Al Azhar menegaskan lagi kecaman atas segala penghinaan terhadap Alquran

Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed El-Tayeb, menyerukan dialog
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed El-Tayeb, menyerukan dialog "Islam-Islam" antara ulama Islam di seluruh dunia. Dialog ini diusulkan untuk dilakukan oleh semua golongan dan sekolah, guna membangun persatuan. Hal ini disampaikan menyusul insiden pembakaran Alquran yang terjadi dalam dua bulan terakhir di Eropa.

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, El-Tayeb menegaskan kembali kecaman Al-Azhar atas segala bentuk penghinaan terhadap Alquran dan Islam. Ia membingkai kejadian terkini sebagai dorongan untuk persatuan pan-Muslim.

“Al-Azhar mengungkapkan harapannya, bahwa insiden yang tidak manusiawi dan tidak beradab ini, maupun yang lainnya seperti itu, akan menjadi pendorong terbesar untuk menyembuhkan perpecahan dan menyatukan umat Islam di seluruh dunia," ujar dia dikutip di Ahram, Kamis (3/8/2023).

Bukan cuma itu, ia menyebut persatuan ini diperlukan untuk menghadapi tantangan dari pihak-pihak yang menyerang keamanan Muslim dan mengejek kesucian Islam, tanpa sedikit pun menghormati perasaan religius umat Muslim.

Masih dalam pernyataannya, El-Tayeb juga menegaskan tekadnya untuk bergerak maju dalam mengadakan dialog "Islam-Islam" antara ulama Islam dari semua negara dan sekte, bersatu melawan penghinaan terhadap agama.

Imam Besar ini juga menyebut jika baru-baru ini menerima sepucuk surat dari Ayatollah Alireza Arafi, kepala seminari Syiah paling berpengaruh di Iran. Surat itu berisi ucapan terima kasih padanya, atas kecaman Al-Azhar terhadap penghinaan terhadap kitab suci Islam.

“Posisi mulia Mesir dan forum-forum ilmu agamanya, khususnya Universitas Al-Azhar, prestisius, tegas dan inspiratif,” kata Arafi dalam surat tersebut. Imam Besar menjawab Ayatollah dengan penghargaan yang tulus atas isyarat tersebut.

El-Tayeb, yang mengepalai institusi Sunni paling berpengaruh di dunia, telah vokal sejak awal insiden pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark dalam beberapa pekan terakhir. Ia bahkan menyerukan boikot luas terhadap produk dari kedua negara.

"Al-Azhar juga memperbaharui seruannya kepada semua masyarakat Arab dan Islam, untuk terus memboikot semua produk Swedia dan Denmark untuk mendukung Allah dan Kitab Suci-Nya," Kata El-Tayeb dalam keterangannya. 

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler