Junta Niger Ancam Serang Negara-negara Afrika Barat Jika Intervensi secara Militer
Niger memperingatkan negara-negara Afrika barat tidak mengintervensi
REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR - Junta Niger yang baru dilantik mengancam akan menyerang negara anggota Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) jika blok Afrika Barat itu mengintervensi secara militer di negara tersebut.
Juru bicara Dewan Nasional Pengamanan Negara Amadou Abdramane menyampaikan hal itu saat membacakan deklarasi lewat televisi yang mengumumkan penarikan duta besar di Paris, Abuja, Lome dan Washington.
"Agresi atau upaya agresi apa pun terhadap Negara Niger akan melihat balasan kilat dan tak terduga dari Pasukan Keamanan dan Pertahanan Niger di salah satu anggota (blok tersebut)," katanya.
Ada "pengecualian negara-negara sahabat yang ditangguhkan," katanya, menyinggung Guinea, Mali dan Burkina Faso.
Nigeria saat ini menjadi ketua ECOWAS dan berjanji akan merespons tegas kudeta. Menyerukan masyarakat agar berhati-hati dengan musuh dan agen dari negara asing, Abdramane meminta masyarakat Niger supaya memberitahukan dugaan insiden apa pun ke pejabat.
Semua kerja sama dan protokol militer dengan Prancis dihentikan, bunyi deklarasi tersebut. Pada Rabu Amerika Serikat memerintahkan evakuasi seluruh personel pemerintah non-darurat dari Kedutaan Besar di Niger di tengah kekhawatiran meluasnya konflik.
Negara-negara Eropa, seperti Prancis, telah memulangkan warga negaranya. Pada 26 Juli Presiden Mohamed Bazoum ditahan oleh anggota Pengawal Presiden dan pada malamnya, militer mengumumkan bahwa pihaknya telah merebut kekuasaan.
Komandan Pengawal Presiden Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani, menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi dua hari setelah melengserkan Bazoum. Pada Minggu ECOWAS memberikan tenggat waktu sepekan kepada junta Niger agar negara tersebut kembali normal dan membebaskan Bazoum, yang terpilih secara demokratis pada 2021.
Blok Afrika Barat mengancam akan menggunakan kekerasan dan para ketua pertahanannya telah bertemu di Nigeria untuk membahas hal ini.