Ada Kasus Difteri Lagi di Garut, Pemkab Langsung Antisipasi Potensi Penyebaran

Warga yang diduga terpapar difteri dilaporkan di Kecamatan Samarang.

Dok. Diskominfo Kabupaten Garut
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman.
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Kasus warga diduga terpapar difteri dilaporkan ditemukan di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut langsung melakukan penanganan untuk mengantisipasi potensi penyebaran penyakit menular itu.

Baca Juga


“Yang saya terima infonya baru satu orang,” kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Ahad (6/8/2023). Meskipun satu kasus, hal itu disebut menjadi atensi pemerintah.

Helmi mengatakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah diminta melakukan pengecekan dan melakukan penanganan. Selain itu, melakukan pencegahan agar kasusnya tidak menyebar.

“Yang penting kan pencegahannya. Tim kan sudah turun ke lapangan, sudah melakukan upaya-upaya terbaik,” kata Helmi. 

Pada 2023, bukan kali ini saja ada temuan kasus difteri di Kabupaten Garut. Pada awal tahun ini ditemukan kasus difteri di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. Bahkan, sampai ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Kemudian ada juga kasus positif difteri di Tarogong Kidul. Adanya temuan kasus difteri itu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI).

Helmi mengimbau masyarakat tidak merasa cemas berlebihan, meskipun penyakit difteri berpotensi menyebar. Ia memastikan pemerintah melakukan upaya penanganan. Jika ada warga yang diduga terpapar difteri, diminta untuk dilakukan isolasi.

“Kami akan melakukan langkah-langkah penanganan terbaik. Difteri bisa ditangani, bisa ditanggulangi. Kalau pada satu tempat ada yang dinyatakan terkena positif, berarti kita akan melakukan perlindungan,” kata Helmi.

Helmi meminta masyarakat yang mengalami gejala seperti terkena difteri, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan demam, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Ia mengatakan, pemerintah daerah pun menyiapkan ruang perawatan khusus bagi pasien difteri di RSUD dr Slamet Garut.

“Ruang isolasi sudah disiapkan. Kalau misal dalam perkembangannya pasien bertambah banyak, ruangan bisa diperbanyak juga,” kata Helmi.

Helmi juga menyampaikan upaya pencegahan difteri melalui imunisasi. Dengan imunisasi terhadap anak-anak, diharapkan penyakit difteri bisa dicegah sejak dini. “Imunisasi paling utama untuk anak-anak kita. Setelah imunisasi, kalau ada yang sakit, segera berobat,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler