Wamenkeu Bakal Pantau Kinerja Ekspor
Ekspor yang terkontraksi disebabkan oleh moderasi harga komoditas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan akan terus memantau ekspor ke depannya sebagai langkah evaluasi kinerja kegiatan perdagangan itu yang terkontraksi 2,75 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II 2023.
"Kami akan terus perhatikan kinerja ekspor," kata Suahasil saat ditemui usai kegiatan Democracy Dialogue The Jakarta Post 40th Anniversary Forum di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Menurut Suahazil, ekspor yang terkontraksi disebabkan oleh moderasi harga komoditas. Terutama pada 2021 hingga 2022, harga komoditas mengalami lonjakan yang cukup tajam.
Sementara itu, ketika harga komoditas melesat, besar kemungkinan terjadi kontraksi pada tahun berikutnya. Suahasil menyebut kondisi tersebut yang terjadi pada kinerja ekspor nasional Indonesia. Meski begitu, Suahasil menyoroti sumber pertumbuhan ekonomi lainnya yang menunjukkan kinerja positif. Ia berharap berbagai aktivitas ekonomi dalam negeri dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat bagi Indonesia pada tahun ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen pengeluaran lain di samping ekspor mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal II 2023. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 10,62 persen. Kemudian, diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 8,62 persen. Selanjutnya, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,63 persen.
Adapun secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bertumbuh solid di angka 5,17 persen yoy. Pada kuartal II tahun ini, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.226,7 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp 3.075,7 triliun.
Dalam konferensi pers rilis BPS di Jakarta, Senin (7/8/2023), Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan pertumbuhan ekonomi yang terus konsisten berada pada level lima persen selama tujuh kuartal berturut-turut menandakan pertumbuhan ekonomi RI makin stabil.