Kisah Nicky Hayden; Bocah Ajaib yang Mengakhiri Persahabatan dengan Rossi karena Kematian
Rossi bahkan tak pernah merasa sakit hati dikalahkan Hayden di MotoGP.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada momen unik yang terjadi seusai sesi balapan GP Amerika Serikat pada MotoGP musim 2012. Valentino Rossi terlihat berboncengan dengan rekan setimnya, Nicky Hayden, saat kembali ke paddock Ducati pasca balapan di Sirkuit Laguna Seca tersebut.
Hayden, yang finish di posisi keenam dalam sesi balapan tersebut, terlihat memberikan tumpangan pada Rossi, yang gagal finish lantaran terjatuh. Alhasil, motor Desmosedici GP12, yang tidak didesain untuk berboncengan, digunakan dua pembalap pabrikan asal Italia itu untuk kembali paddock.
Momen ini menjadi salah satu episode terbaik dalam menggambarkan kedekatan antara Hayden dan Rossi. Kedekatan antara The Kentucky Kid, julukan Hayden, dengan The Doctor, julukan Rossi, tidak terbangun hanya lantaran dua pembalap itu sama-sama memperkuat tim Ducati pada saat itu.
Hubungan pertemanan antara Hayden dan Rossi justru sudah dibangun sembilan tahun sebelum momen itu tercipta, tepatnya saat Hayden baru bergabung bersama Tim Repsol Honda. Hayden, yang tidak pernah berkiprah di kelas 125 cc ataupun 250 cc MotoGP, langsung dipercaya menjadi salah satu pebalap utama di tim pabrikan asal Jepang tersebut.
Keberhasilan Hayden menjuarai Kejuaraan Superbike AMA membuat tim Repsol Honda kepincut untuk merekrutnya. Hayden pun langsung menjadi tandem Rossi, yang saat itu menggenggam status juara bertahan MotoGP bersama tim Repsol Honda.
Rossi pun masih ingat betul pertemuan pertamanya dengan Hayden. ''Dia datang ke salah satu stasiun di Tokyo dengan gaya berpakaian ala Amerika, benar-benar seperti orang dari luar angkasa. Kami sama-sama menggunakan kereta. Selama di perjalanan, dia terus berbicara dan menggunakan bahasa slang, yang saya tidak mengerti,'' ujar Rossi dalam sebuah wawancara dengan Daily Star, beberapa waktu lalu.
Kendati merasa terganggu saat pertama kali berinteraksi dengannya, Rossi malah memiliki kesan positif terhadap Hayden. Pengoleksi tujuh gelar kelas utama MotoGP itu bahkan menilai Hayden salah satu orang paling ramah yang dia kenal.
Rossi pun tidak ragu menyebut Hayden sebagai salah satu teman terbaiknya di paddock selama kariernya sebagai pebalap MotoGP. Selama musim 2003, Hayden diketahui terus berusaha mengimbangi kemampuan Rossi agar bisa memberikan poin untuk tim Ducati.
Keduanya akhirnya berbagi podium di seri ke-15 MotoGP musim 2003, tepatnya di GP Australia. Sementara Rossi mampu mengakhiri balapan di podium tertinggi, Hayden berada di posisi ketiga. Namun, keduanya bukan tidak pernah bersaing di atas trek.
Hayden jadi rival berat Rossi ...
Bahkan, Hayden menjadi salah satu rival terberat Rossi, yang memutuskan meninggalkan Honda dan bergabung ke Yamaha pada MotoGP musim 2004. Hayden menjadi satu-satunya pebalap yang mampu mematahkan dominasi Rossi di pentas MotoGP pada dekade awal milenium baru.
Pembalap kelahiran Kentucky, Amerika Serikat, itu menghentikan laju keberhasilan Rossi di tangga juara dunia MotoGP. Rossi, yang menjadi juara dunia kelas utama MotoGP selama empat musim beruntun, harus rela melihat sahabatnya itu merebut gelar tersebut pada musim 2006.
Konsistensi finish di podium menjad kunci utama keberhasilan Hayden menyabet gelar tersebut. Berbeda dari Rossi yang berhasil merebut gelar juara di lima seri, Hayden hanya dua kali finish di podium tertinggi. Namun, Hayden mampu mengumpulkan poin terbanyak di papan klasemen akhir pembalap.
Hayden hanya unggul lima poin dari Rossi, yang berada di peringkat kedua. Persaingan sengit keduanya terjadi di seri terakhir MotoGP musim 2006, di GP Valencia. Di Sirkuit Ricardo Tormo itu, Rossi sebenarnya lebih diunggulkan meraih karena tengah memimpin papan klasemen sementara pembalap. Namun, pemilik nomor balap 46 itu mengawali lomba dengan begitu buruk dan sempat terjatuh pada lap keempat.
Meski mampu melanjutkan lomba, Rossi hanya bisa finish di peringkat ke-13 dan meraih tiga poin. Sementara Hayden mampu mempertahankan posisi di peringkat ketiga sejak awal lomba. Kendati begitu, Rossi mengakui, Hayden memang layak meraih gelar juara dunia MotoGP pada musim 2006.
Pembalap yang pensiun pada 2021 itu merasa kekalahan pada 2006 itu justru terasa manis lantaran melihat sahabatnya meraih kesuksesan.
''Itu adalah musim yang aneh. Saya datang ke Valencia dengan keunggulan delapan poin atas Nicky (Hayden). Jadi, secara teori, saya diunggulkan, Namun, dia mengalahkan saya. Kalah dari orang seperti dia tidak pernah menyakitkan, justru sedikit lebih manis,'' ujar pemilik tujuh gelar juara dunia kelas utama MotoGP tersebut.
Jalur karier Rossi dan Hayden akhirnya kembali bersinggungan saat Rossi ditunjuk menggantikan Casey Stoner sebagai pembalap Ducati pada 2011. Rossi hanya dua musim memperkuat Ducati, sebelum akhirnya memilih kembali ke Yamaha.
Kendati begitu, hubungan pertemanan Rossi dan Hayden terus terjalin. Bahkan, Hayden diketahui kerap kali mengunjungi Rossi di ranch miliknya di Tavulia, Italia, dan ikut berlatih bersamanya. Hubungan pertemanan antara dua mantan juara dunia itu akhirnya ditutup oleh kematian.
Hayden tutup usia usai mengalami kecelakaan sepeda pada 2017 silam. Ironisnya, Hayden mengalami kecelakaan di Italia, negara asal Rossi. Hayden meninggal dunia dalam usia 35 tahun dan tengan berkiprah di gelaran Superbike.
Namun, kenangan indah bersama Hayden sepertinya akan terus dikenang oleh Rossi, termasuk sebuah momen pada MotoGP musim 2016 silam.
''Momen terindah adalah saat dia menjabat tangan saya usai balapan di Valencia. Balapan itu terasa tidak menyenangkan buat kami berdua. Itu menjadi perpisahannya dari MotoGP, sementara saya kehilangan gelar juara dunia. Tatapannya yang seolah memberikan dukungan buat saya menjadi satu-satunya hal positif pada hari itu. Forza Nicky, kami akan selalu bersamamu,'' tulis Rossi dalam obituari kematian Hayden seperti dikutip laman resmi MotoGP.