Tak Lagi Beli Boeing AS, Israel Beralih ke Airbus untuk Pertama Kali
Sejak 1948, Israel telah mempertahankan maskapainya berasal dari Boeing AS
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- El Al Israel Airlines sedang dalam pembicaraan serius dengan pembuat pesawat asal Prancis Airbus untuk membeli sebanyak 30 jet A321neo. Jika kesepakatan itu terlaksana, itu akan menjadi perubahan pemasok yang bersejarah karena selama ini Tel Aviv terikat dengan perusahan penerbangan Washington.
CEO El Al Israel, Dina Ben Tal Ganancia, menyatakan keputusan kemungkinan akan dibuat pada awal 2024. Pada daftar harga, investasi akan mendekati empat miliar dolar AS, tetapi El Al kemungkinan akan membayar jauh lebih sedikit setelah diskon.
Sejak dimulainya pada 1948, El Al telah mempertahankan semua armadanya berasal dari Boeing asal Amerika Serikat (AS). Hubungan dekat Israel dengan sekutu utama AS membuat perubahan kebijakan yang signifikan.
"Ini serius. Kami sedang bernegosiasi dengan kedua pemasok. Mereka bolak-balik ke Israel untuk menunjukkan kepada kami kasus bisnis mereka dan kami sedang memeriksa mereka," kata Ben Tal Ganancia di sela-sela konferensi setelah El Al mengeluarkan hasil kuartalan dan merayakan 20 tahun diperdagangkan di Bursa Efek Tel Aviv setelah privatisasi.
Meski melirik armada pengangkut Airbus, maskapai itu pun sedang dalam tahap pembicaraan dengan Boeing. El Al Israel berencana membeli pesawat 737 MAX.
Keputusan normal bagi maskapai penerbangan untuk mencari penawaran dari pembuat pesawat besar dan pergantian pemasok tidak dijamin. Boeing pasti akan mencoba mempertahankan posisinya yang sudah lama mengisi armada utama penerbangan.
Namun, A321neo dai Airbus memiliki kursi lebih banyak dan jangkauan lebih jauh. Tipe tersebut pun terus memenangkan pangsa pasar tunggal tipe lorong tunggal.
Sebagai bagian dari rencana strategis lima tahun baru yang diluncurkan pada Kamis (10/8/2023), El Al berusaha untuk meningkatkan armadanya dari 46 pesawat saat ini menjadi 59 pada 2028. Untuk penerbangan jarak pendek, pihaknya berencana mengganti 24 armada Boeing 737-800 dan 737-900, sambil kemungkinan membeli enam lagi. Ben Tal Ganancia menyatakan, pembelian akan dilakukan dalam beberapa tahap.
Dalam beberapa tahun terakhir, El Al telah meningkatkan armada jarak jauhnya. Saat ini, maskapai itu memiliki 16 pesawat Boeing 787 Dreamliner, dengan rencana menambah hingga berjumlah 22 karena memperluas jaringan rutenya lebih jauh ke Asia, ke Australia dan Amerika Utara. Penambahan itu juga memperbaiki tempat pesawat Boeing 777 untuk rute yang lebih panjang.
Tahun ini juga maskapai Israel itu meluncurkan penerbangan ke Istanbul, Dublin, dan Tokyo. Diharapkan pada 2023 bisa menambah rute menuju Mumbai dan Fort Lauderdale.
El Al menargetkan pendapatan tahunan 3,5 miliar dolar AS dan 7,7 juta penumpang pada 2028 untuk pangsa pasar 24 persen di Bandara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv. Ben Tal Ganancia mengharapkan, pendapatan 2,4 miliar dolar AS pada 2023, naik dari 2,0 miliar dolar AS tahun lalu.
Pada kuartal kedua, El Al memperoleh laba bersih 59 juta dolar AS versus laba bersih 100 juta dolar AS setahun sebelumnya. Namun perusahan ini mencatat kerugian bersih sebesar 15 juta dolar AS pada kuartal kedua 2022.
Pendapatan tumbuh 22 persen menjadi 630 juta dolar AS, di atas 584 juta dolar AS pada kuartal kedua 2019 sebelum pandemi melanda perjalanan. Faktor muatannya mencapai 87 persen dari 82 persen tahun sebelumnya, dengan El Al mempertahankan 23 persen pangsa pasar di Bandara Internasional Ben Gurion.