Peluang Dan Ancaman AI (Kecerdasan Buatan)

Lomba : Peluang Dan Ancaman AI (Kecerdasan Buatan)

retizen /Fitri Lia
.
Rep: Fitri Lia Red: Retizen

Oleh : Fitrilia


Perkembangan AI di Indonesia menunjukkan bahwa teknologi AI dapat memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia dalam berbagai sektor.

Saat ini teknologi AI adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Kemunculan teknologi AI mirip dengan kemunculan teknologi telepon genggam yang menggantikan teknologi telepon kabel dan warung telekomunikasi. AI berkembang bersamaan dengan makin banyaknya orang dapat menikmati akses internet dan komunikasi. Banyak teknologi AI juga sebenarnya bersifat terbuka (open source) sehingga peluang untuk mengembangkan aplikasi berbasis AI juga sangat terbuka.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya keahlian dan keterampilan dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI. Oleh karena itu, perlu adanya investasi dalam pelatihan dan pendidikan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan dalam teknologi AI. Selain itu, terdapat juga risiko terkait keamanan dan privasi data risiko kejahatan siber menjadi tantangan tersendiri.

1. Definisi Artificial Intelligence (AI)

Artificial Intelligence (AI) atau sering disebut dengan istilah kecerdasan buatan / kecerdasan artifisial adalah sebuah keilmuan yang berfokus kepada pengembangan teknologi yang dapat berperilaku, berpikir, dan bertindak layaknya manusia.

dimulai pada tahun 1945 oleh Vannevar Bush dalam sebuah artikel yang berjudul ‘As We May Think’

[1]. Lima tahun kemudian, Alan Turing menuliskan sebuah artikel ilmiah di tahun 1950 tentang mesin yang dapat berpikir cerdas dan melakukan tindakan layaknya manusia

[2]. Kemudian istilah ‘Artificial Intelligence’ dimunculkan oleh John McCarthy dalam sebuah konferensi internasional pada tahun 1956 di Dartmouth College.

Pada tahun 1970-an, perkembangan teknologi semakin pesat dan AI mulai mengalami kemajuan yang signifikan. Salah satu perkembangan terpenting pada masa itu adalah pengembangan sistem pakar yang dapat melakukan tugas-tugas seperti diagnosis medis dan penentuan diagnosis penyakit. Pada dekade 1980-an dan 1990-an, AI terus mengalami kemajuan yang pesat, terutama dalam pengembangan teknik-teknik seperti jaringan saraf tiruan (artificial neural networks), fuzzy logic, dan sistem berbasis aturan (rule-based system). Teknik-teknik ini memungkinkan komputer untuk mengambil keputusan yang lebih kompleks dan memproses informasi dengan lebih cepat.

Pada tahun 2000-an hingga saat ini, perkembangan AI semakin cepat dengan adanya teknologi Big Data dan Internet of Things (IoT) yang memungkinkan komputer untuk mengakses data dalam jumlah besar dan berbagai sumber.

2. Teknologi di Balik AI

Banyak AI yang dikembangkan menggunakan pendekatan machine learning yang didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah sistem atau mesin dapat belajar dari data yang diberikan dan dapat mengembangkan kemampuan untuk melakukan tugas tertentu secara mandiri tanpa perlu diprogram ulang

Secara umum terdapat 3 tipe machine learning, antara lain supervised learning, unsupervised learning, dan reinforcement learning.

SL juga banyak ditemui di aplikasi smartphones seperti pengenalan wajah (face recognition), pengenalan sidik jari, dan pengenalan suara. Unsupervised learning (UL) merupakan proses pembelajaran tanpa label, di mana kita biarkan datanya membentuk pola tersendiri berdasarkan kesamaan properti yang ada di data. Beberapa contoh aplikasi AI berbasis UL antar lain adalah untuk mendeteksi anomali pada data, aplikasi meniru wajah orang lain (face generation), sistem rekomendasi yang ada di Netflix/Youtube, penggelompokan artikel di Google News dan masih banyak lagi. Reinforcement learning (RL) merupakan pembelajaran dengan memberikan reward/punishment kepada agen cerdas yang dilatih untuk melakukan tujuan tertentu yang dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Contoh aplikasi AI berbasis RL adalah robot yang bisa berjalan dan berbicara, aplikasi catur AlphaGo yang dapat mengalahkan grandmaster catur Lee Sedol, kendaraan yang dapat berjalan sendiri (self-driving cars), video games, dan masih banyak lagi.

Untuk dapat meningkatkan performa dari model machine learning, maka dikembangkan sebuah desain arsitektur yang terdiri dari beberapa lapis (layers) proses pembelajaran yang menyerupai sistem saraf manusia yang kemudian disebut dengan istilah deep learning. Kelebihan lain dari deep learning adalah kemampuannya untuk belajar dari data yang tidak terstruktur dan tidak berlabel, kemampuannya untuk menangani hubungan input-output yang kompleks, dan kemampuannya untuk menggeneralisasi ke data baru. Sifat-sifat ini telah membuat deep learning menjadi alat yang kuat di banyak bidang.

Beberapa aplikasi yang kita gunakan bisa jadi merupakan gabungan dari beberapa tipe machine learning dan bisa juga menggunakan arsitektur deep learning. Sebagai contoh aplikasi Chat GPT yang sudah banyak digunakan, merupakan kombinasi dari ketiga tipe machine learning. Chat GPT menggunakan unsupervised learning untuk mencari pola dari jutaan teks yang dilatih, kemudian menggunakan supervised learning untuk memberikan respon dari pertanyaan-pertanyaan yang dilatih menggunakan data berlabel. Kemudian dari respon yang diberikan, Chat GPT menerima umpan balik menggunakan pendekatan reinforcement learning yang disebut dengan Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF) untuk meminimasi respon yang buruk, tidak jujur, dan tidak sesuai.

Selain machine learning dan deep learning, terdapat istilah lain dari kecerdasan buatan yang disebut sebagai cognitive computing. Cognitive computing adalah AI yang berfokus kepada bagaimana komputer bisa berpikir dan bertindak layaknya manusia. Diharapkanke depan akan ada sebuah teknologi yang memang dapat menggantikanmanusia seutuhnya, namun sampai saat ini hal ini masih terbatas, karena secara umum sebuah produk teknologi AI hanya dapat melakukan apa yang diprogramkan oleh pembuatnya. Sebagai contoh, aplikasi pengenalan wajah hanya dapat melakukan aktivitas tersebut, dan ia tidak bisa mengembangkan kemampuan lainnya selain hanya bisa mengenali wajah.

3. Manfaat AI

Sebagian besar dari implementasi AI mengarah ke dalam 3 aspek, yaitu otomasi, personalisasi, dan penggalian informasi (insights) dari data.

Masyarakat sudah mulai dapat mengadopsi teknologi digital dan mulai meninggalkan cara-cara lama yang konvensional. AI pun memiliki peranan di keduanya, memberikan inovasi cara belanja mudah tanpa repot dalam bentuk retail offline yang inovatif seperti Amazon Go, dan memberikan sistem rekomendasi produk di banyak marketplace online di dunia yang mampu meningkatkan jumlah penjualan.

Kemudian Jeff Wike, direktur divisi konsumen global Amazon memprediksi bahwa belanja ritel di tahun 2025 akan didominasi oleh belanja online dan setengah dari barang yang dibeli adalah barang yang direkomendasikan oleh algoritma AI. Saat ini kita sudah melihat bagaimana pola belanja konsumen sudah berubah menjadi dari belanja offline menjadi belanja online.

Besarnya manfaat dari penerapan AI membuat banyak perusahaan besar telah berlomba-lomba menjadi yang terdepan di teknologi ini. Sebagai contoh, Ray Kurzweil, Director of Engineering di Google memprediksi di tahun 2029 AI dapat memahami sepenuhnya bahasa manusia. Saat ini Google juga mengembangkan aplikasi serupa dengan aplikasi populer Chat GPT. Saat ini kita dapat melihat kemampuan Chat GPT yang mampu menjawab hampir smeua jenis pertanyaan.

4. Dampak Negatif AI

1. Masalah privasi: Seiring dengan semakin meluasnya AI, dikhawatirkan terjadi pelanggaran privasi. Pengembangan teknologi AI sering memerlukan jumlah data yang besar untuk berfungsi secara efektif, dan jika data ini disalahgunakan, maka dapat mengakibatkan pelanggaran privasi yang serius. Sebagai contoh perusahaan teknologi Google pada Desember 2022 didenda sebesar 50 juta Euro oleh France’s data protection authority (CNIL) karena melanggar privasi warganya dengan melanggar salah satu aturan privasi di Uni Eropa yaitu General Data Protection Regulation (GDPR). Di tahun yang sama Google didenda oleh otoritas hukum di Amerika Serikat sebesar 391,5 juta dollar US karena melacak posisi warganya tanpa ijin. Di Indonesia juga diharapkan pengembangan teknologi AI juga bisa tetap menjaga privasi data warga negaranya dan tidak diperjual belikan.

2. Ketergantungan pada AI: Dampak negatif dari AI juga munculnya ketergantungan individu yang semakin besar pada AI yang dapat mengakibatkan hilangnya keterampilan dan kemampuan (softskills). AI berperan seperti pisau yang memiliki dua sisi, di mana ia dapat difungsikan secara positif maupun negatif, tergantung oleh siapa penggunanya. Sebagai contoh, aplikasi Chat GPT jika salah digunakan dapat menjurus kepada kecurangan, khususnya di bidang pendidikan dan hilangnya nilai orisinalitas dari sebuah karya ilmiah. Namun di sisi lain, Chat GPT dapat membantu meningkatkan efisiensi kerja, karena aplikasi ini dapat melakukan pencarian informasi secara cepat dan akurat seperti layaknya versi canggih dari search engine Google.

3. Potensi penyalahgunaan: Dampak lain yang tidak kalah mengkhawatiran adalah potensi penyalahgunaan AI oleh individu atau organisasi untuk tujuan yang merugikan seperti pengawasan, serangan siber, atau senjata otomatis yang dapat melukai banyak orang.

Penting untuk mempertimbangkan beberapa dampak negatif ini dan fokus mengembangkan sistem AI yang bertanggung jawab dan etis yang dirancang dengan pertimbangan yang memadai untuk risiko dan tantangan yang mungkin terjadi.

4. MANIPULASI SOSIAL MELALUI ALGORITMA AI

Manipulasi sosial juga merupakan bahaya kecerdasan buatan. Ketakutan ini menjadi kenyataan karena politisi mengandalkan platform untuk mempromosikan sudut pandang mereka, dengan salah satu contohnya adalah Ferdinand Marcos, Jr., yang menggunakan pasukan troll TikTok untuk merebut suara anak muda Filipina selama pemilihan Filipina tahun 2022.

TikTok, yang hanyalah salah satu contoh platform media sosial yang mengandalkan algoritme AI , mengisi feed pengguna dengan konten terkait media sebelumnya yang pernah mereka lihat di platform tersebut. Kritik terhadap aplikasi menargetkan proses ini dan kegagalan algoritme untuk menyaring konten yang berbahaya dan tidak akurat, meningkatkan kekhawatiran atas kemampuan TikTok untuk melindungi penggunanya dari informasi yang menyesatkan.

Media online dan berita menjadi lebih suram mengingat gambar dan video yang dihasilkan AI, pengubah suara AI, serta deepfake yang menyusup ke bidang politik dan sosial. Teknologi ini memudahkan untuk membuat foto, video, klip audio yang realistis, atau mengganti gambar satu gambar dengan gambar lain dalam gambar atau video yang ada. Akibatnya, aktor jahat memiliki jalan lain untuk berbagi informasi yang salah dan propaganda perang , menciptakan skenario mimpi buruk di mana hampir tidak mungkin untuk membedakan antara berita yang dapat dipercaya dan yang salah.

“Tidak ada yang tahu mana yang nyata dan mana yang tidak,” kata Ford. “Jadi itu benar-benar mengarah pada situasi di mana Anda benar-benar tidak dapat mempercayai mata dan telinga Anda sendiri; Anda tidak dapat mengandalkan apa, secara historis, yang kami anggap sebagai bukti terbaik... Itu akan menjadi masalah besar.

5.KRISIS KEUANGAN YANG DISEBABKAN OLEH ALGORITMA AI

Industri keuangan menjadi lebih mudah menerima keterlibatan teknologi AI dalam keuangan sehari-hari dan proses perdagangan. Akibatnya, perdagangan algoritmik dapat bertanggung jawab atas krisis keuangan besar berikutnya di pasar.

Meskipun algoritme AI tidak diselimuti oleh penilaian atau emosi manusia, algoritme tersebut juga tidak mempertimbangkan konteks , keterkaitan pasar, dan faktor-faktor seperti kepercayaan dan ketakutan manusia. Algoritme ini kemudian melakukan ribuan perdagangan dengan kecepatan tinggi dengan tujuan menjual beberapa detik kemudian untuk keuntungan kecil. Menjual ribuan perdagangan dapat menakuti investor untuk melakukan hal yang sama, yang menyebabkan kejatuhan tiba-tiba dan volatilitas pasar yang ekstrem.

Contoh seperti Flash Crash 2010 dan Knight Capital Flash Crash berfungsi sebagai pengingat tentang apa yang bisa terjadi ketika algoritme yang mendukung perdagangan mengamuk, terlepas dari apakah perdagangan cepat dan masif disengaja.

Ini bukan untuk mengatakan bahwa AI tidak menawarkan apa pun ke dunia keuangan. Faktanya, algoritme AI dapat membantu investor membuat keputusan yang lebih cerdas dan lebih tepat di pasar. Tetapi organisasi keuangan perlu memastikan bahwa mereka memahami algoritme AI mereka dan bagaimana algoritme tersebut membuat keputusan. Perusahaan harus mempertimbangkan apakah AI meningkatkan atau menurunkan kepercayaan mereka sebelum memperkenalkan teknologi untuk menghindari ketakutan di kalangan investor dan menciptakan kekacauan keuangan.

5. Perkembangan AI di Indonesia

Riset AI di Indonesia: Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya teknologi AI dan mulai mendorong pengembangan teknologi ini melalui berbagai program dan kebijakan. Beberapa inisiasi inovasi dan riset di teknologi AI telah dilakukan melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan banyak institusi pendidikan di Indonesia.

1. Pengembangan AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan: Salah satu startup AI di Indonesia mengembangkan teknologi AI untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Teknologi AI ini dapat membantu siswa untuk belajar dengan lebih efektif dan efisien.

2. Pengembangan AI untuk sektor kesehatan: Pengembangan teknologi AI untuk sektor kesehatan juga mulai berkembang di Indonesia. Sebagai contoh, beberapa rumah sakit besar di Indoensia sudah menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan mempercepat proses perawatan.

3. Pengembangan Smart City: Pengembangan Smart City di Indonesia juga semakin mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Contohnya, Jakarta Smart City menggunakan teknologi AI untuk memantau kemacetan lalu lintas dan mempercepat respons dalam situasi darurat.

4. Pengembangan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan: Indonesia memiliki sektor pertanian dan perikanan yang sangat penting bagi perekonomian. Saat ini, banyak startup AI yang berfokus pada pengembangan teknologi AI untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian dan perikanan di Indonesia.

5. Pengembangan teknologi AI untuk meningkatkan keamanan cyber: Dalam era digital, keamanan cyber menjadi semakin penting. Indonesia mulai mengembangkan teknologi AI untuk meningkatkan keamanan cyber di berbagai sektor, seperti perbankan dan pemerintah.

6. Peningkatan kesadaran dan regulasi terkait AI: Semakin berkembangnya teknologi AI, semakin penting pula kesadaran dan regulasi terkait AI. Indonesia juga mulai meningkatkan kesadaran dan regulasi terkait etika AI, seperti dengan merilis Panduan Etika AI yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045 yang dikeluarkan oleh BPPT di tahun 2020.

7. Pengembangan AI untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transportasi: Indonesia memiliki masalah lalu lintas yang kompleks dan membutuhkan solusi yang inovatif. Pengembangan teknologi AI dapat membantu meningkatkan efisiensi dan keamanan transportasi di Indonesia, seperti dengan menggunakan AI untuk memantau lalu lintas dan mempercepat respons dalam situasi darurat.

m. Pengembangan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi energi: Indonesia mulai mengembangkan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi energi, seperti dengan menggunakan AI untuk memprediksi permintaan energi dan mengoptimalkan penggunaan energi di berbagai sektor.

8. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam pengembangan AI: Kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga semakin meningkat untuk mengembangkan teknologi AI di Indonesia. Contohnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi untuk mengembangkan teknologi AI dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia di bidang digital

Sebagai kesimpulan,

teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan harapan bagi bangsa dalam mengatasi berbagai tantangan dan mempercepat pembangunan nasional. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan teknologi AI juga membawa tantangan dan risiko, yang perlu dikelola dengan hati-hati dan bijaksana. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengadopsi teknologi AI secara bijak dan menghasilkan manfaat yang maksimal bagi bangsa.

Tantangan Umum Teratas dalam AI

Perkembangan AI di Indonesia menunjukkan bahwa teknologi AI dapat memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia dalam berbagai sektor. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya keahlian dan keterampilan dalam pengembangan dan penggunaan teknologi AI. Oleh karena itu, perlu adanya investasi dalam pelatihan dan pendidikan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan dalam teknologi AI. Selain itu, terdapat juga risiko terkait keamanan dan privasi data risiko kejahatan siber menjadi tantangan tersendiri.

MEMBUAT PERATURAN HUKUM YANG TEGAS

Regulasi AI telah menjadi fokus utama bagi banyak negara , membuat langkah-langkah yang lebih jelas untuk mengelola penyebaran kecerdasan buatan. Meskipun ini berarti teknologi AI tertentu dapat dilarang, hal itu tidak menghalangi masyarakat untuk mengeksplorasi bidang tersebut.

BUAT STANDAR AI ORGANISASI

Mempertahankan semangat eksperimen sangat penting bagi Ford, yang percaya bahwa AI sangat penting bagi negara-negara yang ingin berinovasi dan bersaing dengan seluruh dunia.

mengatur cara penggunaan AI, dan tidak menghambat kemajuan dalam teknologi dasar.

Karena itu di perlukan kepedulian dari semua pihak mulai dari pemimpin, pemuka agama, etnis, gender, budaya, dan kelompok sosial-ekonomi, serta dari bidang lain, seperti ekonomi, hukum, kedokteran, sejarah, sosiologi, komunikasi. , interaksi manusia-komputer, psikologi, dan Studi Sains dan Teknologi (STS).

JADIKAN AI BAGIAN DARI BUDAYA DAN DISKUSI PERUSAHAAN

Kuncinya adalah memutuskan bagaimana menerapkan AI secara etis . Di tingkat perusahaan, ada banyak langkah yang dapat dilakukan bisnis saat mengintegrasikan AI ke dalam operasi mereka. Organisasi dapat mengembangkan proses untuk memantau algoritme, menyusun data berkualitas tinggi, dan menjelaskan temuan algoritme AI. Para pemimpin bahkan dapat menjadikan AI sebagai bagian dari budaya perusahaan mereka , menetapkan standar untuk menentukan teknologi AI yang dapat diterima.

PANDUAN TEKNOLOGI DENGAN TETAP MEMPERTAHANKAN PERSPEKTIF HUMANIORA

Meskipun ketika menyangkut masyarakat secara keseluruhan, harus ada dorongan yang lebih besar dari teknologi yaitu merangkul beragam perspektif humaniora

Yaitu berkaitan dengan ilmu kemanusiaan, pemikiran, kebudayaan, dan agama.

pemimpinan harus cerdas dan peka dalam mengatur hal ini

mencari informasi menambah wawasan, pengalaman, dan kepedulian orang-orang lintas agama, etnis, gender, budaya, dan kelompok sosial-ekonomi, serta dari bidang lain, seperti ekonomi, hukum, kedokteran, sejarah, sosiologi, komunikasi. , interaksi manusia-komputer, psikologi, dan Studi Sains dan Teknologi (STS).

Menyeimbangkan inovasi teknologi tinggi dengan pemikiran yang berpusat pada manusia adalah metode ideal untuk menghasilkan teknologi AI yang bertanggung jawab dan memastikan masa depan AI tetap penuh harapan untuk generasi berikutnya. Tetep siaga akan dampak dan Bahayanya juga harus selalu menjadi topik diskusi, sehingga para pemimpin dapat menemukan cara untuk tercapai nya penggunaan teknologi Sesuai denga tujuannya.

sumber : https://retizen.id/posts/231589/peluang-dan-ancaman-ai-kecerdasan-buatan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler