6 Pandangan Keliru tentang Islam dan Perempuan Menurut Mualaf Theresa Corbin
Islam datang untuk membebaskan masyarakat dan budaya dari penindasan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Theresa Corbin adalah wanita Amerika keturunan Prancis, yang masuk Islam pada 2001. Dia mengisahkan tentang pandangan dirinya ketika berusia 18 tahun dan masih non-Muslim.
Saat itu, dia memperhatikan seorang wanita Muslim India yang berperilaku baik dan mendengarkan percakapannya yang cerdas. Semakin memahaminya, semakin Corbin menyadari ada kesalahpahaman dalam dirinya tentang Islam dan perempuan.
Pandangan dan perlakuan Islam terhadap perempuan, yang dia yakini sebelum menjadi Muslimah, pun mulai rontok satu per satu. Berikut mitos keliru tentang Islam dan perempuan, sebagaimana dijelaskan Theresa Corbin, dilansir laman About Islam.
Pandangan Keliru tentang Islam dan Perempuan
1. Perempuan Lebih Rendah dari Laki-Laki
Nyatanya, ketika Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, perempuan tidak didefinisikan dalam kaitannya dengan laki-laki, seperti yang telah terjadi di banyak masyarakat dan agama sebelumnya.
Perempuan tidak memikul tanggung jawab atas kejatuhan manusia, seperti yang ditetapkan oleh pria dalam agama lain. Dia tidak dibunuh atau ditinggalkan hanya karena jenis kelaminnya. Dalam Islam, wanita adalah wanita yang percaya pada dirinya sendiri. Allah SWT berfirman:
"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik." (QS Ali Imran ayat 195)
Tidak ada superioritas spiritual dalam peran laki-laki atau peran perempuan. Pria dan wanita saling melengkapi satu sama lain dan tidak boleh didefinisikan dalam hubungan satu sama lain, kecuali dengan kesalehan dan perbuatan.
Wanita sepenuhnya bergantung pada...
2. Wanita Sepenuhnya Bergantung pada Pria
Faktanya, dalam Islam, laki-laki dan perempuan saling bergantung satu sama lain. Allah SWT berfirman:
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS At Taubah ayat 71)
Wanita Muslim memperoleh hak untuk memilih, memberi nasihat tentang semua hal mulai dari politik hingga agama, memiliki properti, menandatangani kontrak, dan mewarisi semua hak yang dijanjikan kepada mereka melalui agama Islam.
3. Wanita Menerima Saat Ada Lelaki yang Hendak Menikahinya
Dalam Islam, tidak demikian. Sebab faktanya dalam Islam, pernikahan berlangsung setelah disetujui oleh perempuan tersebut. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Janda tidak bisa dinikahkan sampai ia diminta persetujuannya, dan gadis tidak bisa dinikahkan sampai ia diminta izinnya." (HR Bukhari, dari Abu Hurairah RA)
4. Wanita Dilarang Mengenyam Pendidikan
Siapa bilang Islam melarang perempuan mengenyam pendidikan. Dalam Islam, Muslimah tidak hanya berhak mendapatkan pendidikan, mereka juga memiliki kewajiban. Nabi Muhammad bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi laki-laki dan perempuan Muslim." (HR Ibnu Majah)
Wanita manusia kelas dua?
5. Wanita adalah Manusia Kelas Dua
Mitos ini jelas keliru. Karena faktanya, selaam masa hidup Nabi Muhammad SAW, beliau menyemangati lebih dari 600 wanita yang merupakan ulama, pejuang, perawat, pengusaha, guru dan murid. Wanita Muslim dan semua wanita berhak mendapatkan perlakuan yang baik.
Nabi Muhammad bahkan bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap wanita." (HR Tirmidzi)
Allah SWT berfirman, "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS Ar Rum ayat 21)
6. Pria Muslim Memerintahkan Wanita Memakai Jilbab
Wanita Muslimah mengenakan jilbab bukan karena diperintah oleh pria, atau menggunakan jilbab untuk menyenangkan pria Muslim. Wanita Muslim mengenakan jilbab adalah untuk menyenangkan Allah SWT atas kehendak bebas dan ketulusannya sendiri. Wanita Muslimah tidak memakai jilbab untuk menyenangkan pria.
Baik pria maupun wanita diperintahkan untuk berakhlak mulia. Karena tubuh pria dan wanita berbeda, maka wanita dan pria berpakaian berbeda. Allah SWT meminta wanita untuk menutupi rambut mereka agar diakui sebagai wanita yang beriman.
"Kita mengenali biarawati, Maria ibu Yesus dari cara berpakaian mereka, sebagai wanita beriman. Begitu juga dengan wanita muslimah yang berhijab," jelas Theresa Corbin.
Wanita telah menjadi korban perebutan kekuasaan yang kejam selama berabad-abad di semua masyarakat dan budaya di seluruh dunia. Tapi Islam datang untuk membebaskan masyarakat dan budaya dari penindasan dan cara berpikir tentang perempuan.