Jadi Doktor Sebelum 30 Tahun, Ini Kiatnya

Muslimah selalu memiliki kesempatan untuk memberikan kebermanfaatan.

MGROL100
Menjadi seorang muslimah yang taat pada sunnah sembari mengejar cita-cita dunia, mampu dijalani secara seimbang oleh Dewi Nur Aisyah, muslimah yang menyelesaikan studi S3 sebelum 30 tahun/ilustrasi
Rep: Rahma Sulistya Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjadi seorang muslimah yang taat pada sunnah sembari mengejar cita-cita dunia, mampu dijalani secara seimbang oleh Dewi Nur Aisyah, ibu dari tiga anak yang telah menyelesaikan studi S3 sebelum memasuki usia 30 tahun.

Baca Juga


Dewi berpesan untuk semua muslimah agar menjadi pribadi yang autentik. “Muslimah yang autentik adalah dia tahu mau dibawa ke mana hidupnya, dia tahu peran dan prioritas mana yang harus dia kerjakan,” ungkap dia dalam Muslim Women Talks di Rumah Wijaya, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu. 

Cara untuk meraihnya, pertama adalah dengan membuat lifeline, ini untuk menyusun apa saja yang ingin kita kerjakan dalam kehidupan kita bersama dengan tujuan akhirat kita. Setelah itu, jangan sampai terpengaruh dengan pencapaian-pencapaian orang lain.

“Karena cewek itu suka baperan, si A udah bisa gini, si B udah bisa gini, jangan pernah terpengaruh gitu ya. Karena kadang kita suka baperan, aduh si A anaknya udah tiga, si B rumahnya udah lima, si C udah keliling ke 30 negara. So what?” papar Dewi yang menuntaskan S2 dan S3 di University College London (UCL).

Mereka yang terlihat berhasil di dunia, belum tentu juga langsung akan berhasil di akhirat dan masuk surga. Apalagi harus selalu diingat oleh para muslimah, bahwa surga bukan dilihat dari seberapa banyak harta kekayaan di dunia, tapi sebesar apa kebermanfaatan yang bisa tercipta.

Dewi berharap para muslimah jangan sampai bersedih, apalagi sampai merasa inferior, merasa tidak akan pernah bisa seberhasil pencapaian besar orang lain. Setelah tidak terpengaruh pada pencapaian orang, giliran diri kita sendiri yang harus fokus.

Penting untuk fokus membaca kebaikan-kebaikan yang ada di dalam diri sendiri. “Jadi fokus dulu apa yang ingin kita improve dalam diri kita, kebaikan apa yang ingin kita hasilkan, dan jangan pernah lupa menyertakan taat dalam setiap hal yang kita kerjakan,” ucap penulis buku best-seller “Salihah Mom’s Diary” itu.

Taat di sini tentunya adalah kepada rasul dan sang pencipta, serta senantiasa merunduk pada ketakwaan. Dan harus selalu diingat, tidak ada yang bisa membatasi seorang muslimah untuk terus menebarkan kebermanfaatan bagi banyak orang.

Dewi menceritakan salah satu hasil penelitian S3 miliknya yang dimuat dalam majalah kedokteran internasional. Bahkan, penelitiannya itu menjadi rekomendasi hepatologi, hingga ia diundang ke beberapa forum hingga acara talkshow.

Dari segala lini pekerjaan, Dewi menegaskan bahwa muslimah selalu memiliki kesempatan untuk memberikan kebermanfaatan. “Apapun yang kita kerjakan, jangan pernah berhenti menjadi bagian dari solusi. Teman-teman enterpreneur di sini, membuat baju muslim misalnya, itu juga bagian dari solusi permasalahan di masyarakat,” kata Dewi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler