Rusia Kerahkan Lima Kapal Perang di Laut Hitam

Satu kapal yang dipersenjatai dengan empat rudal jelajah Kalibr.

AP/Russian Defense Ministry Press S
Rusia mempertahankan lima kapal perangnya di Laut Hitam. Termasuk satu kapal yang dipersenjatai dengan empat rudal jelajah Kalibr.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mempertahankan lima kapal perangnya di Laut Hitam. Termasuk satu kapal yang dipersenjatai dengan empat rudal jelajah Kalibr.
 
“Ada lima kapal musuh yang bertugas tempur di Laut Hitam, termasuk kapal induk rudal jelajah Kalibr dengan empat rudal, dan satu kapal musuh di Laut Azov,” kata pernyataan Angkatan Laut Ukraina, dilaporkan Al Arabiya, Ahad (20/8/2023).
 
Angkatan Laut Ukraina menambahkan, ada delapan kapal perang Rusia di Laut Mediterania, termasuk dua di antaranya dipersenjatai hingga 24 rudal jelajah Kalibr. Kalibr adalah sistem rudal jelajah Rusia. 


Saat ini, pasukan Rusia menggunakan dua modifikasi rudal jelajah Kalibr, yaitu Kalibr-NK yang dibawa oleh kapal yang mampu menyerang target permukaan, pesisir dan bawah air pada jarak hingga 2.600 kilometer. Kemudian Kalibr-PL yang diluncurkan oleh kapal selam.
 
Kapal selam non-nuklir yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr-PL digunakan oleh armada Laut Hitam dan Pasifik Rusia. Rudal-rudal tersebut juga dipasang pada berbagai jenis kapal selam nuklir.
 
Pengerahan kapal perang ini berlangsung di tengah ketegangan yang sangat tinggi di Laut Hitam, setelah sebuah kapal perang Rusia melepaskan tembakan peringatan ke sebuah kapal kargo sipil di Laut Hitam pekan lalu. Insiden ini terjadi karena kapal kargo sipil itu diduga menolak permintaan Rusia untuk berhenti.
 
Ini insiden pertama sejak Rusia pada Juli, mengumumkan bahwa mereka mempertimbangkan semua kapal yang melakukan perjalanan di Laut Hitam menuju pelabuhan Ukraina sebagai pengangkut kargo militer potensial.

Rusia juga menyatakan, sejumlah wilayah di bagian barat laut dan tenggara perairan internasional Laut Hitam berbahaya untuk navigasi. Rusia menambahkan, negara-negara yang menjadi bendera kapal yang melakukan perjalanan ke pelabuhan Ukraina akan dianggap sebagai pihak yang terlibat dalam konflik di Kiev.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler