Cina: AS Tabur Perselisihan di Wilayah Laut Cina Selatan
Beijing akan terus bekerja sama dengan negara ASEAN untuk menyelesaikan sengketa LCS.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina mengecam hasil pertemuan trilateral para pemimpin Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) di Camp David yang menyoroti klaim teritorial dan perilaku agresif Beijing di Laut Cina Selatan. Menurut Cina, AS memang ingin memantik ketegangan dan perselisihan di sekitar wilayah perairan tersebut.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika berupaya keras untuk ikut campur dalam masalah Laut Cina Selatan. Hal ini telah mendorong dan mendukung pelanggaran hak maritim negara-negara tertentu dan menabur perselisihan antara negara di kawasan, yang menjadikan AS sebagai pengganggu dan penyabot tatanan regional,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers, Senin (21/8/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Dia pun menyoroti tentang bagaimana AS kerap melakukan latihan militer di wilayah Laut Cina Selatan. “AS, bersama sekutunya, sering melakukan latihan militer dan pengintaian jarak dekat di perairan sekitar Cina, termasuk Laut Cina Selatan, untuk memamerkan kekuatan serta meningkatkan ketegangan di kawasan. Amerika telah menjadi ancaman dan tantangan terbesar bagi perdamaian dan stabilitas regional,” ujar Wang.
Wang menekankan, negaranya akan terus mempertahankan kedaulatan dan kepentingan keamanannya. “Cina memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Nanhai Zhudao (pulau-pulau di Laut Cina Selatan) dan perairan di sekitarnya. Pembangunan yang dilakukan Cina di wilayahnya sendiri dan tindakan Penjaga Pantai Cina untuk melindungi hak-hak Cina serta menegakkan hukum di perairan yang berada di bawah yurisdiksi Cina adalah sah dan sesuai hukum,” ucapnya.
Terkait persengketaan klaim di Laut Cina Selatan, Wang menyebut Beijing akan terus bekerja sama dengan negara anggota ASEAN untuk menerapkan Declaration of Conduct (DoC) secara penuh dan efektif. Cina, tambah Wang, juga siap mendorong kemajuan dalam konsultasi Code of Conduct (CoC) di Laut Cina Selatan.
Pada Jumat (18/8/2023) pekan lalu, Presiden AS Joe Biden, Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengadakan pertemuan trilateral di Camp David. Seusai pertemuan, ketiga negara sepakat mengoordinasikan tanggapan terhadap provokasi serta ancaman regional yang memengaruhi kepentingan bersama. Mereka secara khusus menentang klaim teritorial Cina atas wilayah Laut Cina Selatan.
“Mengenai perilaku berbahaya dan agresif yang mendukung klaim maritim yang melanggar hukum yang baru-baru ini kita saksikan oleh Republik Rakyat Cina di Laut Cina Selatan, kami menentang keras setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo di perairan Indo-Pasifik,” kata AS, Jepang, dan Korsel dalam sebuah pernyataan bersama.
Cina dan Jepang juga diketahui terlibat perselisihan klaim maritim di Laut Cina Timur. Selain Cina, Korea Utara (Korut) juga menjadi perhatian utama ketiga AS, Jepang, dan Korsel. Mereka sepakat berbagi informasi waktu tentang peluncuran rudal Korut pada akhir 2023. Washington, Tokyo, dan Seoul setuju mengadakan latihan militer setiap tahun serta membuat pertemuan trilateral menjadi agenda rutin.