Xi Jinping: BRICS akan Secara Aktif Perluas Anggota

Negara anggota BRICS menggelar pertemuan di Johannesburg pekan ini

Gianluigi Guercia/Pool via AP
Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, koalisi BRICS akan secara aktif memperluas keanggotaannya.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG – Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, koalisi BRICS akan secara aktif memperluas keanggotaannya. Dia pun berharap akan ada lebih banyak negara berkembang yang bergabung dalam mekanisme kerja sama BRICS.

“Kami akan menjalin kemitraan strategis BRICS yang lebih kuat, memperluas model ‘BRICS Plus’, secara aktif memajukan perluasan keanggotaan, memperdalam solidaritas dan kerja sama dengan negara-negara EMDC (emerging markets and developing countries) lainnya, mendorong multipolaritas global dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional, serta membantu menjadikan tatanan internasional lebih adil dan setara,” ucap Xi dalam pidatonya di BRICS Business Forum yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel), pada Selasa (22/8/2023) malam waktu setempat.

Pada kesempatan itu Xi menyampaikan bahwa Cina telah dengan tegas menjunjung tinggi kepentingan bersama negara-negara berkembang serta berupaya meningkatkan keterwakilan dan suara EMDC dalam urusan global. Dia mengatakan BRICS merupakan hasil dari kebangkitan kolektif EMDC yang secara fundamental mengubah lanskap global. 

Xi mengungkapkan, EMDC menyumbang setidaknya 80 persen pertumbuhan global dalam 20 tahun terakhir. Kontribusi mereka terhadap produk domestik bruto (PDB) global telah meningkat dari 24 persen pada 40 tahun lalu menjadi lebih dari 40 persen saat ini.

Oleh sebab itu, BRICS, kata Xi, ingin merangkul negara-negara berkembang. “Cina berharap melihat lebih banyak pihak yang bergabung dalam mekanisme kerja sama BRICS,” ujarnya.

Xi pun menjelaskan bahwa partisipasi puluhan negara dalam KTT BRICS bukanlah upaya untuk meminta negara-negara tersebut memihak atau menciptakan konfrontasi blok. “Ini adalah upaya untuk memperluas arsitektur perdamaian dan pembangunan,” ucapnya.

Pada kesempatan itu Xi juga menekankan bahwa Cina tidak memiliki ambisi untuk mencapai hegemoni. “Hegemonisme tidak ada dalam DNA Cina. Cina juga tidak mempunyai motivasi untuk terlibat dalam persaingan negara-negara besar. Cina berdiri teguh di pihak yang benar dalam sejarah, dan percaya bahwa tujuan yang adil harus diupayakan demi kebaikan bersama,” katanya.

“Cina tetap berkomitmen pada kebijakan luar negeri perdamaian yang independen dan pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia,” tambah Xi.

KTT BRICS ke-15 mulai digelar di Johannesburg pada Selasa lalu dan akan berakhir pada Kamis (24/8/2023). Selain kelima negara anggota, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afsel, KTT itu turut dihadiri perwakilan dari puluhan negara Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Presiden RI Joko Widodo diketahui bakal ikut berpartisipasi dalam KTT BRICS.

Salah satu isu yang dibahas dalam KTT adalah tentang perluasan keanggotaan BRICS. Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengatakan, lebih dari 20 negara telah secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS. Indonesia telah sering disebut-sebut turut berminat untuk menjadi anggota koalisi tersebut.

Selain ekspansi anggota, isu lain yang dibahas dalam KTT BRICS adalah tentang upaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS. 

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler