Menkes: Penyemprotan Jalan Hanya Memindahkan Polusi

DKI Jakarta menyiram sejumlah ruas jalan protokol pada Jumat (25/8/2023).

Republika/Putra M. Akbar
Mobil kepolisian menyemprotkan air di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Penyemprotan di sekitar jalan protokol tersebut sebagai upaya untuk membersihkan debu-debu yang bertebaran di jalanan akibat polusi udara.
Rep: Haura Hafizhah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan penyemprotan jalan tidak efektif untuk mengatasi polusi udara. Aktivitas itu disebut hanya memindahkan polusi dari satu tempat ke tempat lain.
 
"Partikel PM2,5 banyak beredar di udara atas, bukan di bawah... Jadi sebenarnya kalau menyemprot harus di atas, bukan di bawah," kata Menkes di Jakarta, Ahad (27/8/2023).
 
"Kegiatan penyemprotnya juga harus luas karena kalau sedikit itu hanya menggeser-geser saja malah bisa menyebarkan pindah ke tempat lain," imbuhnya.
 
Badan Kesehatan Dunia (WHO) membagi polusi udara ke dalam dua kelompok, yaitu gas dan partikel. Polusi udara yang dipicu gas bersumber dari nitrogen monoksida, sulfur monoksida, dan karbon monoksida. Sedangkan, polusi udara yang disebabkan partikel berasal dari PM2,5 dan PM10.

Baca Juga


Tiga Opsi Solusi Atasi Polusi Udara Jakarta - (Infografis Republika)



Menkes menuturkan hanya ada dua hal yang bisa menghilangkan partikel PM2,5 dan sumber-sumber polutan lainnya secara cepat, yaitu hujan lebat dan angin kencang. Pada 17 Agustus 2023 lalu, berbagai pemantauan indeks kualitas udara di Jakarta menunjukkan angka berwarna kuning, bahkan hijau karena saat itu ada angin kencang yang meniup polusi udara menjauhi Ibu Kota Indonesia tersebut.

Lebih lanjut, Menkes menyampaikan ada tiga penyebab utama polusi udara. Selain transportasi, pembangkit listrik tenaga uap yang memakai bakar batu bara dan industri-industri yang menggunakan batu bara atau bahan bakar karbon lainnya juga berperan.
 
"Jadi kalau mau mengurangi PM2,5 itu yang biasanya dikurangi adalah transportasi, pembangkit listrik, dan industri. Inilah yang menyebabkan banyak PM2,5 berada di atas," tutur Menkes.

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyiram sejumlah ruas jalan protokol pada Jumat (25/8/2023). Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan suhu panas dan debu akibat kemarau ekstrem serta memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Pelaksanaan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan kegiatan tersebut terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi I pukul 10.00 WIB dan sesi II pukul 14.00 WIB.

"Penetapan kawasan-kawasan ini merujuk pada Indeks Kualitas Udara (IQ Air). Dalam agenda tersebut, kami mengerahkan sebanyak 12 unit kendaraan dan 60 personel," kata Satriadi dalam keterangan tertulis pada Jumat (25/8/2023).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler