Apakah Penghuni Neraka Dikasih Makan?
Neraka menjadi tempat mereka yang bermaksiat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manusia di muka bumi sebagai makhluk ciptaan Allah SWT berupaya mendapatkan makanan untuk terus menjalani kehidupan. Tubuh pun terpuaskan dengan makanan yang dikonsumsinya.
Dengan makanan, seorang Muslim dapat menguatkan dirinya untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Adapun di surga kelak, seorang Muslim tentu bisa meminta segalanya. Makanan enak hingga bidadari. Lantas bagaimana jika di neraka, apakah dikasih makan?
Allah SWT telah memberikan gambaran seperti apa makanan untuk para penghuni neraka. Makanan di neraka berbeda dengan makanan selama di dunia. Di dunia, seorang Muslim makan untuk menghilangkan rasa lapar dan bermanfaat untuk memberi kekuatan pada tubuh.
Namun, saat di neraka, para penghuninya memang diberi makan, tetapi tujuannya bukan untuk kedua hal tersebut. Ini berdasarkan firman Allah SWT berikut:
"Diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar." (QS Al Ghasyiyah ayat 5-7)
Makanan untuk para penghuni neraka tidak menggemukkan dan tidak pula mencukupi rasa lapar. Karena, sebagaimana tafsir Ibnu Katsir, tidak ada tujuan yang dicapai dengan hal tersebut. Artinya, tujaun pemberian makanan kepada ahli neraka bukan untuk menghilangkan rasa lapar atau bahkan menyehatkan tubuh.
Lihat halaman berikutnya >>>
Konsep makanan di neraka justru sebaliknya. Bukan untuk kesehatan tubuh atau untuk menghilangkan rasa lapar. Makanan di neraka terpaksa dikonsumsi oleh para ahli neraka, tanpa ada motivasi dan kebutuhan.
Makanan yang para ahli neraka makan, tidak ada satupun yang memberi manfaat kepada mereka. Bahkan tidak ada kemauan dari mereka untuk makan karena tiadanya manfaat dari makanan mereka.
Makanan, sejatinya diciptakan untuk manusia agar mereka mendapat kekuatan untuk beraktivitas. Makanan yang dikonsumsi adalah untuk mencukupi keinginan tubuh dan terpenuhinya kebutuhan pangan.
Dengan makanan, manusia selama berada di dunia memelihara kesehatan yang menjamin kelangsungan dalam melaksanakan tugas, dan menjalankan hak-hak beribadah kepada Allah SWT. Bahkan, naluri untuk memuaskan rasa lapar inilah yang mendorong Nabi Adam AS melanggar perintah Allah SWT.
"Dan sungguh telah Kami pesankan kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa, dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat padanya." (QS Taha ayat 115)
Kenikmatan makan dicapai dengan memuaskan rasa lapar, bukan dengan memilih makanan yang paling lezat dan enak. Secara medis dan ilmu pangan bahwa sepersepuluh dari apa yang kita makan adalah untuk kelangsungan hidup.