Pandangan Sains Terhadap Azab Badai Dahsyat Kaum Aad di Era Nabi Hud

Dengan sombongnya, kaum Aad meminta azab dari Allah SWT disegerakan datangnya.

Arab News
Pandangan Sains Terhadap Azab Badai Dahsyat Kaum Aad di Era Nabi Hud
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Hud hidup di masa kaum Aad yang terkenal keperkasaannya dan ahli membuat bangunan. Mereka dikisahkan dapat membuat bangunan yang tinggi dan kukuh tiang-tiangnya.

Baca Juga


 

Namun, kaum Aad termasuk orang-orang yang sombong, bahkan meminta azab dari Allah SWT disegerakan datangnya. Akhirnya, datanglah badai topan yang dahsyat dan memusnahkan kaum Aad yang diazab.

 

Dalam perspektif sains, azab terhadap kaum Aad digambarkan lebih dahsyat dari Badai Katrina dan Galveston di Amerika yang menewaskan sekitar 6.000 sampai 12 ribu jiwa. Alquran menginformasikan adanya badai topan dahsyat yang menghancurkan Kaum Aad dan kota Iram (ibu kota kaum Aad). Beberapa ayat di bawah ini menggambarkan bagaimana dahsyatnya badai topan yang memusnahkan kaum Aad tersebut.

 

Maka, adapun kaum Aad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan mereka berkata, "Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?” Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Maka, Kami tiupkan angin yang sangat bergemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami ingin agar mereka itu merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. Sedangkan azab akhirat pasti lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan." (QS Fussilat Ayat 15-16)

 

Maka, ketika mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata, "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan!) itulah azab yang kamu minta agar disegerakan datangnya (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, sehingga mereka (kaum Aad) menjadi tidak tampak lagi (di bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (QS Al Ahqaf Ayat 24-25)

 

Kaum Aad juga telah mendustakan. Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku! Sesungguhnya Kami telah menghembuskan angin yang sangat kencang kepada mereka pada hari nahas yang terus menerus, yang membuat manusia bergelimpangan, mereka bagaikan pohon-pohon kurma yang tumbang dengan akar-akarnya. (QS Al Qamar Ayat 18-20)

 

 

 

Sedangkan kaum Aad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (QS al-Haqqah Ayat 6-7)

Badai topan yang menghancurkan kaum Aad sungguh dahsyat. Semula kaum Aad mengira mereka didatangi awan yang menuju lembah-lembah mereka sebagai pertanda akan datangnya hujan.

Kaum Aad saat itu sangat mengharapkan hujan setelah dalam periode lama lembah yang mereka diami mengalami kekeringan. Namun, yang datang itu adalah badai pembawa azab yang pedih. 

Allah SAW mengembuskan badai yang sangat kencang dengan suara gemuruh dan cuaca yang teramat dingin selama tujuh malam delapan hari berturut-turut. Badai azab ini mampu mengempaskan semua penduduk Aad di kota Iram, membuat mereka bagaikan batang pohon palem yang tumbang dan tercabut beserta akarnya, bergelimpangan seperti tunggul pohon kurma yang telah lapuk. 

Sungguh tidak terbayangkan bagaimana sebuah kota dengan pilar-pilar bangunannya yang tinggi dan sangat kukuh, dengan benteng-benteng yang tinggi, tersapu bersih seluruh penduduk beserta bangunannya, menyisakan sedikit puing-puing bangunan yang tidak lagi berguna. Sayangnya, data ilmiah paleogeologik tentang peristiwa itu belum didapatkan hingga saat ini.

 

Lebih Dahsyat dari Badai Katrina dan Galveston di Amerika

Namun, mungkin kita dapat membandingkannya dengan apa yang terjadi di negara bagian New Orleans, Amerika Serikat (AS), ketika wilayah itu diterjang Badai Katrina (Katrina Hurricane) pada 23-31 Agustus 2005.

Badai Katrina ini berkecepatan 280 km per jam, tekanan (minimal) 902 mbar (hPa: 26,65 inHg), bersuhu cukup hangat sekitar 28,4 derajat celcius. Badai Katrina ini berlangsung dari tanggal 23-31 Agustus 2005, selama lebih kurang delapan hari terus-menerus. Wilayah hantamannya meliputi Bahama, Florida Selatan, Kuba, Louisiana (utamanya Greater New Orleans), Mississippi, Alabama, Florida Panhandle, dan sebagian besar pantai timur Amerika Utara. 

Radius Badai Katrina sekitar 160 kilometer dari titik sentral badai. Badai ini menewaskan 1.836 orang, dan mengakibatkan kerugian harta benda sebesar 84 miliar dolar AS. Badai Katrina ini tercatat sebagai badai Atlantik terkuat keenam dalam sejarah Amerika, atau badai terkuat ketiga yang terjadi pada musim landfall (musim gugur) di Amerika. 

Sebagai perbandingan, Badai Galveston yang terjadi pada tahun 1900 di Amerika menelan korban jiwa antara 6.000 sampai 12 ribu orang. Dengan demikian, angin atau badai yang sangat dingin dan kencang yang menimpa kaum Aad selama tujuh malam delapan hari terus-menerus mungkin mirip atau jauh lebih hebat daripada badai Katrina atau badai Galveston ini, karena suhunya sangat dingin dan mampu menyapu bersih suatu kaum atau umat beserta kebudayaannya.

Dilansir dari buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler