BPBD Cianjur Bagikan Air Bersih untuk Warga Sampai Malam

Sumber mata air di Cianjur mengering.

Antara/Yulius Satria Wijaya
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendistribusikan air bersih kepada warga di Desa Sukahati, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/8/2023). BPBD Kabupaten Bogor telah menyalurkan 225.000 liter air bersih kepada warga Kabupaten Bogor yang terdampak kekeringan pada musim kemarau.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyatakan wilayah terdampak kekeringan bertambah hingga wilayah selatan Cianjur menjadi 12 kecamatan. Upaya pendistribusian air bersih dengan tangki dilakukan hingga malam hari.

Baca Juga


Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo saat dihubungi mengatakan dampak musim kemarau yang melanda wilayah di Cianjur bertambah dari delapan kecamatan menjadi 12 kecamatan. Kecamatan tersebut termasuk dua wilayah di selatan Cianjur, yakni Kecamatan Sindangbarang dan Cidaun.

"Sepekan terakhir laporan terdampak kekeringan bertambah menjadi 12 kecamatan, yakni Kecamatan Cianjur, Cugenang, Karangtengah, Sukaluyu, Haurwangi, Ciranjang, Mande, Cikalongkulon, Cilaku, Cibeber, Sindangbarang dan Cidaun," katanya, Jumat (1/9/2023).

Untuk kecamatan terdampak di wilayah utara dan timur Cianjur, masih dapat dilayani lima truk tangki air bersih milik Kementerian PUPR dan PMI Cianjur. Sedangkan untuk wilayah selatan pihaknya masih melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan dan desa.

Pendistribusian air bersih untuk wilayah terdampak di utara dan timur, katanya,  mengalami peningkatan dari 11 titik menjadi 18 titik per tanggal 31 Agustus, sehingga petugas dan relawan melakukan distribusi sampai malam hari.

"Kami akan berikan pelayanan maksimal sambil menunggu solusi dari aparat kecamatan dan desa yang sudah diminta untuk membangun atau menyiapkan bak penampungan yang besar," kata Rudi.

Kepala Desa Karangnunggal, Kecamatan Cibeber Zamzam Mubarak mengatakan sejak satu pekan terakhir warga di sebagian besar wilayahnya mengalami kesulitan mendapatkan air bersih karena sumber mata air mengering akibat kemarau.

Sebelumnya warga masih bisa memanfaatkan air sungai dan mata air meski harus mengantre ketika pagi dan sore hari dengan jarak dari perkampungan sekitar 3 kilometer. "Karena sumber mata air mengering kami meminta bantuan air bersih dari PMI Cianjur," katanya.

Pendistribusian ke sejumlah perkampungan terdampak dilakukan sampai malam hari karena warga tidak dapat lagi menampung air dari mata air yang sudah tidak mengalir. "Kami berharap kemarau tidak sampai lama karena kasihan warga harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan pasokan dari tangki," kata Zamzam.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler