Tidak Mau Kalah, Jepang Bersiap Luncurkan Misi Pendaratan Bulan

Misi ini bertujuan untuk mengejar keberhasilan Chandrayaan-3 India.

EPA-EFE/JIJI PRESS JAPAN
Setelah menunda peluncuran misi ke Bulan akibat cuaca buruk pada akhir Agustus, Jepang sekarang bersiap untuk mengirimkan pesawat ruang angkasa mereka pada Kamis (7/9/2023) pagi./ilustrasi
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Natalia Endah Hapsari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Setelah menunda peluncuran misi ke Bulan akibat cuaca buruk pada akhir Agustus, Jepang sekarang bersiap untuk mengirimkan pesawat ruang angkasa mereka pada Kamis (7/9/2023) pagi. Misi ini bertujuan untuk mengejar keberhasilan Chandrayaan-3 dalam melakukan pendaratan di permukaan Bulan.

Baca Juga


Dilansir Indian Express pada Rabu (6/9/2023), misi ini merupakan upaya pendaratan pertama yang dilakukan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA). Upaya sebelumnya yang dilakukan oleh perusahaan swasta Jepang pada Mei tahun ini berakhir dengan kegagalan.

Pesawat ruang angkasa yang digunakan dalam misi ini dikenal sebagai SLIM (Smart Lander for Investigating Moon) dan memiliki berat sekitar 200 kg, jauh lebih ringan dibandingkan dengan modul pendarat Chandrayaan-3 yang memiliki berat sekitar 1.750 kg.

Tujuan utama dari SLIM adalah mendemonstrasikan pendaratan yang presisi, dengan jarak hanya 100 meter dari lokasi yang telah dipilih. Misi ini bertujuan membuktikan bahwa pendaratan di Bulan bisa dilakukan di tempat yang kita inginkan, bukan hanya di tempat yang mudah untuk mendarat.

Menurut JAXA, teknologi pendaratan yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa pesawat ruang angkasa berada cukup dekat dengan situs-situs penelitian ilmiah di Bulan, yang dapat dijangkau oleh penjelajah. Mereka berharap bahwa dengan mencapai tingkat pendaratan yang presisi ini, ada peluang untuk melakukan pendaratan di planet dengan sumber daya yang lebih langka dibandingkan Bulan.

Lokasi pendaratan yang dipilih untuk SLIM adalah di dekat kawah kecil yang dikenal sebagai Shioli di wilayah khatulistiwa Bulan. Karena lokasi ini memiliki kemiringan sekitar 15 derajat, metode pendaratan yang aman di lereng menjadi sangat penting.

SLIM mengambil rute yang berbeda dari Chandrayaan-3, tidak mencoba mencapai Bulan secara langsung melalui roket kuat, tetapi menuju Orbit Bumi terlebih dahulu. Namun, SLIM diperkirakan akan memakan waktu empat hingga enam bulan sejak peluncuran untuk mencapai Bulan. Setelah mencapai orbit Bulan, pesawat ruang angkasa ini menghabiskan sekitar satu bulan di sana sebelum memulai penurunan terakhirnya.

JAXA percaya keberhasilan misi SLIM akan membuka peluang baru untuk eksplorasi Bulan dan planet secara rutin menggunakan pesawat ruang angkasa kecil dan ringan. SLIM membawa dua muatan yang akan membantu dalam misi eksplorasi ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler