Targetkan Penyaluran Pembiayaan Hingga Rp 21 Triliun, Ini Strategi BFI Finance
Total aset BFI Finance mencapai Rp 25,2 triliun pada semester I 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI) menargetkan, total penyaluran pembiayaan bisa mencapai Rp 20 triliun sampai Rp 21 triliun sampai akhir 2023. Disebutkan, realisasi pembiayaan baru perusahaan pada semester pertama sebanyak Rp 10,3 triliun.
Angka itu meningkat 20,8 persen dibandingkan periode sama 2022. Dari nilqi tersebut, sebanyak 61 persen disalurkan untuk pembiayaan modal kerja, disusul multiguna sebesar 22,6 persen, investasi 14,5 persen, serta syariah 1,9 persen.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengakui, tren pertumbuhan pembiayaan perseroan cenderung datar atau flat tahun ini. Apalagi, kata dia, setelah tahun lalu tumbuh sangat tinggi.
Kinerja datar itu, lanjutnya, juga karena serangan siber yang sempat menimpa jaringan teknologi atau digital BFI Finance." Itu memengaruhi sedikit, kami mesti ngerem sedikit, tapi pada kuartal IV 2023 akan normal kembali," jelas dia dalam Media Gathering di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Kini, tegasnya, masalah tersebut sudah selesai. Hanya saja masih dalam proses pemulihan.
Guna mencapai target pembiayaan, lanjutnya, perseroan menyiapkan berbagai strategi. Di antaranya tetap fokus terhadap valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan proses kredit yang benar.
Ia menambahkan, fokus utama pembiayaan perseroan kini tetap pada pembiayaan mobil bekas dan alat- alat berat. Menurutnya, pertumbuhan pembiayaan pada segmen alat berat lebih kencang dibandingkan ritel.
"Di alat berat tumbuh sekitar 40-an persen. Tahun ini dari sisi penyaluran pembiayaan, sedangkan di ritel lebih di bawahnya," jelas Sudjono.
Dilaporkan, pada semester pertama tahun ini, total aset BFI Finance mencapai Rp 25,2 triliun atau tumbuh 38,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan itu sejalan dengan naiknya piutang bersih (net receivables) sebesar 31,8 persen yoy dengan nilai Rp 21,0 triliun.
BFI Finance pun menjaga risiko kredit yang relatif rendah. Tingkat pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) neto terjaga di 0,79 perseb per Juni 2023, sementara NPF bruto pada level 1,94 persen.