Biden: Kemitraan dengan Vietnam Upaya Ciptakan Rantai Pasokan Aman
Kunjungan Biden ke Vietnam menghasilkan sejumlah kesepakatan bisnis.
REPUBLIKA.CO.ID,HANOI -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa kemitraan dengan Vietnam merupakan upaya AS untuk membangun rantai pasok yang aman dan stabil. Biden dan para pejabat eksekutif perusahaan-perusahaan teknologi AS bertemu dengan para tokoh bisnis Vietnam di Hanoi, Senin (11/9/2023).
Seperti dikutip dari situs Gedung Putih, dalam pertemuan itu Biden menekankan bahwa kedua negara memperdalam kerja sama dalam komputasi awan, semikonduktor, telekomunikasi, dan kecerdasan buatan. AS dan Vietnam bahkan telah menandatangani nota kerja sama pada bidang semikonduktor, demikian pernyataan Gedung Putih.
“Kami membutuhkan bantuan Anda untuk bekerja sama pada bidang-bidang penting seperti mineral-mineral penting dan energi bersih,” kata Biden.
“Kami memerlukan bantuan Anda untuk memanfaatkan peluang ini dan memitigasi risiko terhadap perekonomian dan keamanan nasional kita,” tambahnya.
Kunjungan Biden ke Vietnam menghasilkan sejumlah kesepakatan, salah satunya kesepakatan dengan Maskapai Vietnam, Vietnam Airlines, untuk membeli 50 unit pesawat Boeing 737. AS juga berkomitmen untuk membantu Vietnam dalam melatih dan mengembangkan tenaga kerjanya untuk industri semikonduktor.
"Ini tentang membangun rantai pasok yang aman untuk bisnis kecil kita. Ini tentang menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka bagi masyarakat kita," kata Biden.
AS menyebut Vietnam memiliki potensi untuk menjadi pemain penting dalam rantai pasok industri semikonduktor global. Untuk mencapai tujuan itu, AS dan Vietnam mengumumkan peluncuran inisiatif pengembangan tenaga kerja semikonduktor – yang didukung oleh pendanaan awal sebesar 2 juta dolar AS (Rp30,75 miliar) dari Pemerintah Amerika Serikat.
Sebelumnya, Biden dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong di Hanoi, Vietnam pada 10 September mengumumkan peningkatan hubungan kedua negara menjadi kemitraan strategis komprehensif.