Virus Nipah Melanda Kerala, India 700 Warga Diperiksa 

Bisa lebih banyak yang diperiksa dan fasilitas isolasi akan disediakan.

AP Photo/ R S Iyer
Warga Negara Bagian Kerala, India, Jumat, 8 Juli 2022.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Negara Bagian Kerala, India, dilanda virus nipah. Sudah dua orang kehilangan nyawa akibat virus ini. Untuk mencegah penyebaran virus, pemerintah menutup sekolah, kantor, dan transportasi publik. 

Baca Juga


Dua orang dewasa dan satu anak-anak yang terinfeksi virus nipah masih dalam perawatan di rumah sakit. Lebih dari 700 orang diperiksa untuk memastikan mereka bebas virus yang ditularkan melalui cairan tubuh kelelawar, babi, atau manusia yang terinfeksi. 

Pada Rabu (13/9/2023) malam, Pemerintah Negara Bagian Kerala menyatakan, sekitar 706 orang termasuk 153 pekerja kesehatan diperiksa untuk memastikan sejauhmana penyebaran virus ini. Hasil pemeriksaan masih belum diumumkan. 

‘’Bisa lebih banyak lagi yang diperkisa, fasilitas isolasi akan disediakan,’’ kata Kepala Menteri Negara Bagian Kerala Pinarayi Vijayan. Ia meminta warga untuk menghindari kerumuman di Distrik Kozhikode untuk sepuluh hari ke depan. 

Dua warga yang terinfeksi virus nipah meninggal pada 30 Agustus lalu. Negara bagian ini mengalami wabah nipah keempat sejak 2018. Ini memaksa otoritas setempat menetapkan delapan desa di Distrik Kozhikode sebagai zona isolasi. 

‘’Kami fokus pada pelacakan kontak orang yang terinfeksi dulu dan mengisolasi mereka yang mengalami gejala terkena virus nipah,’’ kata Menteri Kesehatan Veena George. Ia menuturkan, virus yang terdeteksi di Kerala sama dengan yang ditemukan sebelumnya di Bangladesh. 

Yakni jenis yang menular dari manusia ke manusia dengan tingkat kematian tinggi tetapi memiliki sejarah tidak terlalu cepat menular. ’’Pergerakan warga sudah kami batasi di beberapa wilayah negara bagian,’’ ujar George. 

Aturan ketat isolasi juga diterapkan, staf medis dikarantina setelah melakukan kontak dengan pasien terinfeksi. Korban pertama merupakan pemilik kebun yang menanam pisang dan kacang areca di Desa Maruthonkara.

Pemerintah melacak kembali pergerakan warga tersebut untuk menelusuri siapa saja yang telah menjalin kontak dengannya, juga tempat-tempat yang sempat ia kunjungi. Anak perempuan dan kakak iparnya juga terinfeksi. Mereka telah dibawa ke tempat isolasi. 

Sedangkan anggota keluarga lainnya serta tetangga mereka diperiksa apakah tertular atau tidak oleh virus nipah. Kematian kedua terjadi di rumah sakit karena kontak dengan korban pertama. Demikian terungkap dari investigasi awal. 

Virus nipah pertama kali terindentifikasi pada 1999 saat terjadi wabah sakit yang dialami peternak babi dan mereka yang mengalami kontak dekat dengan binatang. Ini ditemukan di Malaysia dan Singapura. Wabah berlangsung sporadis. 

Penyebaran di Asia Tenggara sebelumnya terjadi ketika warga memanen sawit terinfeksi melalui kelelawar. Korban pertama merupakan warga asli Desa Maruthonkara, lokasinya dekat hutan yang dihuni sejumlah spesies kelelawar. 

Saat wabah nipah pada 2018, kelelawar buah dari wilayah yang sama saat diperiksa juga positif mengandung virus tersebut. Di Kerala, wabah pertama sebanyak 21 dari 23 orang yang terinfeksi meninggal. Pada wabah 2019 dan 2021 menyebabkan dua orang meninggal. 

Negara Bagian Tamil Nadu, yang berdekatan dengan Kerala, menyatakan pelancong yang datang dari Kerala akan menjadi sasaran pemeriksaan kesehatan. Mereka yang mengalami gejala flu akan diisolasi. 

Investigasi Reuters pada Mei mengungkapkan, beberapa bagian Kerala merupakan tempat yang paling berisiko secara global bagi merebaknya wabah virus nipah. Khususnya akibat deforestrasi masif dan urbanisasi, menyebabkan orang dan binatang melakukan kontak lebih dekat. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler