Presiden Iran Kirim Surat ke Raja Arab Saudi, Ini Isi Suratnya
Surat dari Presiden Ebrahim Raisi diterima Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi.
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menerima surat dari Presiden Iran Ebrahim Raisi. Surat tersebut membahas tentang hubungan bilateral kedua negara dan cara-cara untuk membuatnya menjadi lebih baik.
Surat dari Ebrahim Raisi diterima Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Walid al-Khereji saat menghadiri resepsi yang digelar Duta Besar (Dubes) Iran untuk Arab Saudi Ali Reza Enayati. “Dalam resepsi tersebut, al-Khereji menyambut dubes Iran, mendoakan dia sukses dalam tugas kerja barunya,” kata Saudi Press Agency dalam laporannya, Kamis (14/9/2023).
Enayati mulai melaksanakan tugasnya sebagai dubes Iran pada 5 September 2023 lalu. Sementara itu Duta Besar Arab Saudi untuk Iran Abdullah bin Saud Alanzi mengungkapkan, dia sangat mengapresiasi kesepakatan rekonsiliasi yang dicapai antara Riyadh dan Teheran pada Maret lalu. Dia berpendapat, setiap perjanjian antara kedua negara tersebut meningkatkan keamanan di kawasan.
“Setiap perjanjian antara Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran, sebagai dua negara bertetangga dan penting di kawasan, akan memperkuat perdamaian dan keamanan di kawasan dan berkontribusi pada kemakmuran kedua negara,” kata Alanzi saat diwawancara kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA), Rabu (13/9/2023).
Dia menjelaskan, hubungan baru antara Saudi dan Iran akan bersifat konstruktif, kuat, saling menghormati, serta berdasarkan kepentingan bersama. “Hubungan ini akan kuat di semua bidang komersial, ekonomi, dan investasi,” ucapnya.
IRNA sempat melaporkan bahwa Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran telah beroperasi sejak 6 Agustus 2023. Namun kala itu belum ada pejabat Saudi yang mengonfirmasi laporan IRNA. Pada 6 Juni 2023 lalu, Iran resmi membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi. Kantor misi diplomatik Iran di Saudi telah ditutup selama tujuh tahun menyusul perselisihan antara kedua negara. Untuk menandai peresmian, sebuah upacara digelar di area kompleks Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Riyadh. Puluhan pejabat dan diplomat berpartisipasi dalam acara tersebut, termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Begdali dan perwakilan Iran di Jeddah, Hassan Zarnagar.
Pada Maret 2023 lalu, Iran dan Arab Saudi berhasil mencapai kesepakatan rekonsiliasi. Cina berperan besar dalam memediasi kedua negara. Kesepakatan rekonsiliasi Iran-Saudi diberi nama Beijing Agreement. Hal itu karena proses pembicaraan berlangsung di Beijing.
Pulihnya hubungan Iran dengan Saudi dipandang positif dan dinilai akan membantu penyelesaian beberapa masalah di kawasan, terutama konflik Yaman. Dalam konflik Yaman, Saudi diketahui mendukung pasukan pemerintah. Sementara Iran menyokong kelompok pemberontak Houthi. Sejak rekonsiliasi tercapai, Riyadh dan Teheran berkomitmen untuk bekerja sama guna mengakhiri konflik Yaman yang telah berlangsung sejak 2014.
Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada 2016. Langkah itu diambil setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran digeruduk dan dibakar massa pengunjuk rasa. Penggerudukan itu terjadi saat warga Iran berdemonstrasi memprotes keputusan Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah bernama Nimr al-Nimr.