Indonesia Masuk 20 Besar Eksportir Produk Ekonomi Halal Dunia

Pengeluaran untuk makanan halal negara Muslim melebihi 1 triliun dolar AS pada 2022.

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Sejumlah pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) mengikuti Gelar Produk Halal 2022 di Mal Boxies123, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (8/12/2022). Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kota Bogor menyelenggarakan Gelar Produk Halal 2022 yang diikuti sebanyak 40 IKM yang telah mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI dengan tujuan mengenalkan produk makanan dan minuman IKM Kota Bogor kepada masyarakat sekaligus untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Rep: Mabruroh Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL --  Turki akan menggelar KTT Halal Dunia ke-9 dan Expo Halal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-10, di Istanbul Expo Center pada 23 November mendatang. Acara yang akan berlangsung selama empat hari itu, diharapkan dapat membuka cakrawala baru di industri ekspor.


Turki menetapkan target ekspor sebesar 300 miliar dolar AS pada 2025, telah meningkatkan pencariannya untuk pasar alternatif. Saat ini, Turki mengekspor ke 197 negara dan berfokus pada pasar halal, dengan potensinya yang tinggi.

Ketua Dewan KTT Halal Dunia, Yunus Ete, mengatakan pasar halal telah melampaui nilai 7 triliun dolar AS dan diperkirakan akan mencapai 10 triliun dolar AS dalam lima tahun ke depan. Dia meyakini bahwa cakrawala baru dalam ekspor dapat dibuka dengan pasar halal.

Menurut Laporan Ekonomi Halal OKI, Turki, Indonesia dan Malaysia berhasil masuk dalam 20 besar eksportir produk ekonomi halal.

"Bersama dengan Malaysia dan Indonesia dalam produk ekonomi halal, Turki menonjol sebagai salah satu dari tiga negara yang memiliki kapasitas untuk memproduksi dan mengekspor lebih dari 20 item," ujar Ete dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (15/9/2023).

Ete mengatakan bahwa pengeluaran untuk makanan oleh konsumen di negara-negara Muslim melebihi 1 triliun dolar AS pada 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,5 triliun dolar AS pada 2026.

Menurut Ete, pertumbuhan ini menawarkan peluang kuat dalam produksi, investasi dan ekspor di antara negara-negara OKI.

"Ada permintaan konsumen yang tinggi untuk produk makanan sehat, halal dan organik. Negara-negara OKI bergantung pada impor di sektor makanan, farmasi dan kosmetik," jelasnya.

“Melihat peluang ini, perusahaan Turki berfokus pada investasi dalam produk bersertifikat halal,” tambah Ete.

Ia menambahkan bahwa mereka juga mengambil langkah yang sangat strategis untuk menciptakan jaringan yang kuat di pasar ini. Ete menggarisbawahi pentingnya pameran dan Badan Akreditasi Halal negara dalam hal ini.

Dia mengatakan persiapan untuk KTT Halal Dunia ke-9, acara halal terbesar di dunia, dan pameran Expo Halal OIC ke-10 berlanjut dengan kecepatan penuh. Memperhatikan bahwa perusahaan yang mencari tujuan ekspor alternatif telah menunjukkan minat ekstra pada pameran tahun ini, Ete mengatakan ada permintaan yang sangat kuat untuk Pameran Expo Halal.

Tahun lalu, 446 perusahaan domestik dan asing dari 39 negara berpartisipasi dalam pameran dan 31.905 orang berkunjung. Tahun ini, pihaknya mengharapkan lebih dari 500 perusahaan lokal dan asing dari lebih dari 40 negara untuk berpartisipasi dan 40 ribu pengunjung.

Ete mengatakan perusahaan-perusahaan penting di bidang makanan, teknologi makanan, kosmetik, farmasi, tekstil dan mode sederhana berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Tahun ini, ada juga permintaan serius untuk peserta pameran dari sektor yang terkait dengan keuangan Islam dan pariwisata halal,” ungkap Ete.

Memperhatikan bahwa KTT Halal Dunia sedang diselenggarakan bersamaan dengan pameran, maka KTT tahun ini akan diadakan dengan tema utama "Gerbang ke Ekonomi Halal Global: Mengungkap Potensinya".

Selama KTT, di mana ekonomi halal akan dibahas di bidang-bidang seperti akreditasi, sertifikasi, makanan, obat-kimia-farmasi dan pariwisata dan keuangan, nama-nama terkemuka dunia dengan studi yang kuat di bidang ini akan berbagi data terbaru di panel yang diselenggarakan.

Ete mengatakan Kejuaraan Koki Internasional juga telah diselenggarakan bersamaan dengan pameran dan KTT sejak 2018 dan menambahkan bahwa tahun ini, acara tersebut akan diselenggarakan jauh lebih komprehensif.

"Tahun ini, 1.000 koki akan berpartisipasi dalam kejuaraan, yang kami selenggarakan bekerja sama dengan Konfederasi Semua Koki dan Koki Kue (Taspakon) dan Platform Dunia Masyarakat Kuliner Negara Islam - WICS," katanya.

"Selain kompetisi koki antar negara, kami akan menyelenggarakan konferensi 'Chefs Talks' dengan partisipasi jaringan hotel, manajer restoran-kafe terkenal di dunia dan orang-orang terkenal yang terkait dengan keahlian memasak," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler