Jokowi: Indonesia Butuh Pemimpin Konsisten, Berani Ambil Keputusan

Jokowi tak ingin bila ganti pemimpin, ganti visi dan orientasi, lalu mulai dari awal

Dok. Laily Rachev - Biro Pers
Presiden Joko Widodo berkunjung ke PT Pindad (Persero) dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (19/9/2023). Dalam kunjungan tersebut, Kepala Negara sempat menaiki kendaraan taktis (rantis) Maung buatan Pindad yang dikemudikan langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.Tampak Presiden Jokowi turut meninjau sejumlah hasil produksi PT Pindad.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang konsisten, berani mengambil keputusan dan juga risiko. Jokowi juga ingin pemimpin bangsa Indonesia berikutnya tetap berani berhadapan dengan siapa pun dan juga negara manapun.

Baca Juga


Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya di Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah, Surakarta, Selasa (19/9/2023).

“Bangsa ini butuh pemimpin yang konsisten, yang berani mengambil keputusan, berani mengambil risiko dan berani berhadapan dengan siapa pun dan dengan negara mana pun. Untuk kepentingan negara dan bangsa,” kata Jokowi.

Selain itu, menurut dia, bangsa Indonesia juga membutuhkan pemimpin yang mempersatukan dan melayani rakyat, serta yang mampu bekerja secara detil baik makro maupun mikro. Ia melanjutkan, berbagai tantangan ke depannya akan semakin tidak mudah.

Kendati demikian, menurutnya, tantangan-tantangan tersebut bisa dijadikan sebagai peluang bagi bangsa untuk melompat maju asalkan tetap ada konsistensi dan keberlanjutan dari program yang telah berjalan sebelumnya.

“Jangan sampai saat ganti pemimpin, ganti visi, ganti orientasi sehingga kita harus mulai semuanya dari awal lagi. Sudah SD, sudah SMP, sudah SMA ganti pemimpin, ganti visi lagi sehingga mulai lagi dari SD, SMP, SMA, universitas. Ganti pemimpin balik lagi kita mulai lagi dari SD. Kapan kita S1, S2, S3 dst,” kata dia.

Lebih lanjut, Jokowi mengingatkan agar masyarakat tak terbelah karena pemilu. Ia juga tak ingin perdamaian masyarakat terganggu karena perbedaan pilihan dalam pilpres. Selain itu, Jokowi tak ingin lompatan bangsa untuk menjadi lebih maju terhalang karena perebutan kekuasaan.  

Dalam pesta demokrasi, kata dia, perbedaan pilihan dan adu argumentasi merupakan hal yang wajar. Begitu juga dengan kemenangan atau kekalahan dalam kompetisi merupakan hal yang wajar. Namun ia menekankan yang paling utama untuk terus dijaga adalah persatuan dan kesatuan masyarakat.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler